Berita Berita APM

Astra International, Raksasa Otomotif Kelola 200 Anak Usaha

JAKARTA— PT Astra International Tbk (ASII) atau Astra Motor menjadi salah satu emiten swasta yang bertengger di jajaran perusahana paling bernilai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar Astra International mencapai Rp 239 triliun pada 20 Januari 2023, di bawah BBCA, BBRI, BYAN, BMRI dan TLKM.

Astra didirikan pada 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated oleh Tjia Kian Tie, Liem Pen Hong, Parulian Nainggolan, Datu Parulas Nainggolan dan Saut Guru Pamosik Nainggolan. Perusahaan ini memulai usaha sebagai perusahaan dagang. Dari tahun 1957 hingga 1968, terjadi pergantian modal dan pada April 1968, William Soerjadjaja dan keluarganya termasuk anak-anaknya Edward Soerjadjaja, Edwin Soerjadjaja, Joyce Soeryadjaja dan Judith Soerjadjaja menjadi pemilik tunggal.

Di bawah William Soerjadjaja bisnis Astra berkembang dan berkembang dari perdagangan ke industri otomotif, alat berat, peralatan kantor, dan kayu. Kebijakan Orde Baru membuka peluang yang luas bagi dunia usaha untuk tumbuh dan berkembang dan Astra memanfaatkan situasi tersebut. Kesuksesan besar pertamanya adalah ketika perusahaannya ditunjuk untuk mengimpor 800 truk Chevrolet. Astra menjadi mitra pemerintah dalam meluncurkan program ekonomi yang ambisius.

Hingga saat ini, Astra memiliki lebih dari 200 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pengendalian bersama entitas. Hingga September 2022, perseroan meraup pendapatan Rp 221,35 triliun hingga September 2022. Pendapatan bersih perseroan naik 32 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 167,40 triliun.

Pendapatan tersebut mendorong laba bersih naik 56 persen menjadi Rp 23,33 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun. Adapun laba bersih sebelum keuntungan nilai wajar atas investasi pada GOTO naik 49 persen menjadi Rp 22,24 triliun hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,97 triliun.

Beban pokok pendapatan perseroan naik 29,68 persen dari Rp 131,14 triliun hingga September 2021 menjadi Rp 170,07 triliun hingga September 2022. Laba bruto bertambah 41,4 persen menjadi Rp 51,27 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36,25 triliun.

Dengan melihat kondisi tersebut, laba bersih per saham naik 56 persen menjadi Rp 576 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 370. (LIPUTAN6)