ANTARA— Produsen ban PT Bridgestone Tire Indonesia mengaku siap untuk memasok ban jika industri otomotif ramai-ramai beralih ke kendaraan listrik secara cepat karena. Mereka telah memiliki berbagai teknologi yang sudah diterapkan di Bridgestone China.
“Jadi, kalau seberapa siap, Bridgestone siap dengan industri elektrik. Tapi, tergantung dari seberapa cepat penetrasi kendaraan listrik itu di Indonesia,” kata Presiden Direktur PT Bridgestone Tire Indonesia Mukiat Sutikno di Karawang (Jawa Barat), Rabu 15 November 2023.
Bridgestone di China sudah menjadi salah satu penyokong karet bundar untuk pabrikan sebuah merek otomotif elektrik di China. Penggunaan kendaraan listrik yang sudah mencapai 50 persen di China, kata Mukiat, membuat pertumbuhan dan permintaan karet bundar untuk kendaraan elektrik terus melonjak di negara tersebut.
“Untuk kendaraan listrik, sebenarnya Bridgestone China sendiri sudah menjadi salah satu pemasok untuk mobil EV di sana. Saya juga sempat coba mobil listrik Tesla dengan ban OEM nya, dan Bridgestone dengan teknologi yang sudah kita punya itu dan hasilnya memang benar-benar beda sekali,” kata Mukiat.
Dalam kesempatan itu, dia memang membenarkan bahwa Bridgestone telah memiliki dua teknologi yang sudah siap untuk diadopsi di kendaraan listrik jika Indonesia benar-benar beralih ke kendaraan listrik. “Bridgestone memiliki dua teknologi di sana (China), jadi, suara ban yang digunakan di kendaraan listrik itu memang benar-benar senyap dan hampir tak ada suara,” kata Mukiat.
Pada intinya, Bridgestone siap melayani kebutuhan ban untuk kendaraan listrik jika dibutuhkan, terutama saat populasi mobil listrik di Indonesia makin banyak. “Untuk ke arah sana sudah ya, bahkan risetnya kita juga sudah lama, dan di beberapa negara seperti di Eropa kita juga sudah ada ban untuk EV,” katanya.
Bridgestone sudah mengantisipasi untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik yang memang memiliki karakter berbeda dengan kendaraan berbahan bakar konvensional. Bahkan sebenarnya, Bridgestone di Indonesia juga sudah menyiapkan ban-ban yang spesifikasinya untuk mobil hybrid karena memang beberapa pabrikan mobil mulai memperbanyak produksi kendaraan ramah lingkungan itu.
Menurut Mukiat, ban-ban Bridgestone yang dipasarkan di Indonesia semuanya sudah disesuaikan dengan kondisi pasar atau konsumen dan juga medan jalan yang ada di sini. Mengenai keberlanjutan pasokan bahan baku, khususnya karet alami (natural rubber), yang kecenderungannya makin sulit didapatkan pada masa mendatang serta mungkin harganya semakin tinggi, Mukiat mengatakan Bridgestone sudah mengantisipasi hal itu.
Bridgestone juga terus melakukan riset terhadap bahan-bahan baku yang lebih berkelanjutan, dengan bahan-bahan yang bisa didaur ulang dan lebih aman bagi lingkungan. Selain itu, Bridgestone juga berkomitmen untuk andil dalam program-program pengurangan emisi dan peningkatan produksi karbon dunia. Misal, melalui penanaman mangrove di beberapa lokasi di Indonesia serta kegiatan-kegiatan lain.
Di pabrik-pabriknya di Indonesia, Bridgestone juga telah menggunakan forklift bertenaga listrik demi mengurangi emisi gas buang. Soal peruntukan produksi ban Bridgestone di Indonesia sejauh ini, kata Mukiat, sekitar 26-30 persennya untuk ban OEM (original equipment manufacturer) kendaraan baru, 50 persen untuk suku cadang konsumen umum, dan sisanya untuk ekspor. (*)