Berita

GAIKINDO: Industri Otomotif Butuh Dukungan Regulasi Pemerintah

JAKARTA— Dunia otomotif terus berkembang. Selalu muncul inovasi dan teknologi baru untuk memuaskan dan menjamin kenyaman konsumen. Bagaimana dengan tumbuh kembang pasar otomotif di Indonesia?

Ketua I GAIKINDO Jongkie D Sugiarto mengatakan, potensi pertumbuhan otomotif nasional masih tinggi. Mengingat, Indonesia adalah negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia. Dengan demikian, Indonesia perlu meningkatkan angka penjualan otomotifnya.

“Pada saat ini kita sudah nomor satu di ASEAN, tapi penjualan otomotifnya kurang lebih hanya mencapai 1.100.000 junit tahun. Ini karena pertumbuhan ekonomi kita yang di kisaran 5,2 persen dan pendapatan per kapita yang relatif masih rendah, yakni USD 3.600 per orang. Namun, di masa depan sangat potensi karena penduduk kita ada 260 juta,” katanya kepada Jawa Pos.

Ia mengharapkan peran pemerintah  dalam perkembangan otomotif. Aturan atau regulasi sebaiknya tidak menyulitkan pertumbuhan otomotif di Indonesia. Ini perlu dilakukan agar para APM bisa lebih cepat menyesuaikan dengan aturan pemerintah.

“Menurut saya, ada beberapa peraturan yang memang harus disesuaikan karena sudah tidak cocok dengan keadaan global saat ini. Seperti Peraturan Menteri (Permen) Perindustrian No. 5 tahun 2018. Sekarang, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sedang membahas mengenai harmonisasi tarif perpajakan otomotif, sesuai dengan kajian LPEM UI, Gaikindo, dan lainnya,” terangnya.

Jongkie mengungkapkan bahwa iklim investasi otomotif di Indonesia masih baik. Terlihat dari jumlah pnjualan yang mencapai berkisar 2.250.000 unit. “Iklim investasinya baik, tetapi sekarang kita punya kapasitas terpasang 2.250.000 unit per tahun. Yang terpakai baru 1.300.000 unit, jadi masih kelebihan 900.000 unit,” katanya.

Sementara itu soal pertumbuhan, Jongkie mengakui bahwa Indonesia masih kalah dengan Vietnam. Namun, secara angka penjualan, Indonesia masih nomor satu. “Masih cukup baik untuk pertumbuhan Indonesia. Kita rata-rata masih diatas Malaysia dan Thailand, cuma kalah dibanding Vietnam. Tapi untuk penjualan otomotif, negara Vietnam kan kurang lebih 350 ribu unit per tahun. Thailand sekitar 800 ribu unit dan Malaysia berkisae 600 ribu unit,” katanya.

Jongkie berharap agar pemerintah turut serta memajukan otomotif Indonesia. Penyesuaian aturan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita dapat meningkatkan penjualan otomotif Indonesia dan industri otomotif nasional, mampu bersaing dengan negara-negara lain. (*)