JAKARTA— Kepercayaan investor pada pasar otomotif nasional sudah pulih, dan ikut mendorong pertumbuhan investasi sektor strategis ini. Investasi mencapai Rp 25,23 triliun pada 2022, naik 5,33 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 23,95 triliun. Kenaikan investasi terutama berasal dari penanaman modal asing (PMA), dengan kontribusi 90 persen atau 1,52 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara Rp 22,8 triliun. Sisanya adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 2,42 triliun.
“Pertumbuhan investasi ini menandakan investor asing percaya bahwa otomotif nasional sudah pulih. Tahun 2022 menjadi tahun yang luar biasa bagi dunia otomotif nasional,” kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh
Kumara seperti dikutip Investor Daily di Jakarta, baru-baru ini.
Kukuh mengatakan, penjualan mobil dalam negeri mencapai 1.048.040 unit, di atas target 960 ribu unit. Ekspor mencetak rekor sepanjang masa, menembus 470 ribu unit untuk mobil utuh (completely built-up, CBU) dibanding rekor sebelumnya 330 ribu unit pada 2019. “Di tengah kondisi kemarin masih pandemi dan insentif juga sudah dihapus, ternyata pasarnya positif. Ini menjadi sinyal positif untuk investasi ke Indonesia,” kata dia.
Kukuh mengungkapkan ada beberapa calon investor yang menanyakan mengenai industri otomotif di Indonesia. Untuk investasi di otomotif harus berorientasi jangka panjang, bukan 5-10 tahun saja, melainkan juga harus merencanakan portofolio untuk 20 hingga 30 tahun ke depan.
Ia meyakinkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang lebih baik dari negara pesaing, seperti Thailand. Hal ini didasarkan pada pembangunan proyek infrastruktur yang memunculkan sentra-sentra ekonomi baru. Lalu, populasi yang cukup potensial dan
pertumbuhan e-commerce. Ia menilai para investor yang sudah terlalu nyaman di Thailand belum melihat potensi besar yang ada di Indonesia. Thailand hanya memiliki beberapa kota besar seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Chiang Rai. Sementara itu, Indonesia memiliki banyak kota-kota besar. Di Jawa ada Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta. Selain itu, di Sumatera, ada kota-kota seperti Medan, Pekanbaru, Padang, dan Palembang.
“Kalau domestiknya bisa digarap, ekspor menjadi bonus, karena ada jaminan pasar di dalam negeri. Di Indonesia, misalnya di Jakarta trennya sudah habis, bisa dipindahkan ke Bandung dengan biaya yang relatif lebih rendah, lalu habis di Bandung bisa dibawa ke
Yogyakarta, dan kota lainnya,” kata dia.
Kukuh menerangkan, kenaikan investasi sebesar 5,33 persen merupakan sinyal positif yang harus dimanfaatkan. Tren ini harus bisa dijaga oleh pemerintah, baik di pusat dan daerah, dengan kompak menjalankan kebijakan yang mendukung industri otomotif dalam negeri.
GAIKINDO juga tak mempermasalahkan investasi didominasi oleh investor asing, selama tujuannya untuk memajukan otomotif nasional.
“Kita dukung supaya Indonesia betul-betul maju. Karena mereka yang punya modal dan teknologinya, sementara kita harusnya belajar dari situ. Kita harus ambil alih teknologi itu,” kata dia.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing di sektor otomotif sepanjang 2022 tumbuh 1,38 persen menjadi 1,52 miliar dolar AS, dari tahun sebelumnya 1,5 miliar dolar AS. Sedangkan investasi dari dalam negeri melonjak 66,21 persen, dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp 2,42 triliun.
Beberapa pabrikan otomotif dunia telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di sektor otomotif Tanah Air. Prinsipal otomotif asal Jepang, Mitsubishi Motors Corp telah menganggarkan dana Rp 11,2 triliun hingga 2025, untuk peningkatan kapasitas produksi dan pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle, EV).
Raksasa otomotif Jepang lainnya, Toyota Motor Corp juga telah menyiapkan dana Rp 28 triliun untuk pengembangan EV di Tanah Air. Honda Motor Company juga akan berinvestasi Rp 5,2 triliun untuk pengembangan EV hingga 2024, termasuk rencana relokasi pabrik dari India ke Indonesia. Kenaikan investasi tersebut sejalan dengan pertumbuhan penjualan kendaraan nasional. Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi sebelumnya menyebutkan, penjualan mobil nasional dari kategori whole sales (pabrik ke dealer) selama periode Januari-Desember 2022 naik 18,1 persen menjadi 1.048.040 unit dibanding 2021.
Demikian pula penjualan retail (dealer ke konsumen) naik 17,4 persen menjadi 1.013.584 unit dibanding tahun sebelumnya. Toyota masih menjadi pemimpin pasar otomotif di Indonesia. Sepanjang Januari- Desember 2022, penjualan whole sales Toyota menyentuh 331.410 unit, sedangkan penjualan retail mencapai 329.498 unit.
Di posisi kedua, Daihatsu mencatatkan penjualan whole sales sebesar 202.665 unit. Sedangkan penjualan retail Daihatsu mencapai 188.660 unit. Honda menempati peringkat ketiga dengan raihan penjualan whole sales sebanyak 131.280 unit dan penjualan retail sebesar 125.411 unit. Mitsubishi Motors menyusul di posisi keempat dengan penjualan wholesales 99.051 unit dan penjualan retail 97.936 unit pada tahun lalu. Di urutan kelima, Suzuki meraih penjualan whole sales90.408 unit dan penjualan retail 89.067 unit. (FOTO: MAGZ.TEMPO)