JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memprediksi pasar kendaraan komersial pada 2020 membaik setelah mengalami kontraksi cukup dalam pada tahun lalu. Tahun 2019 memang menjadi periode menantang bagi industri otomotif nasional ketika penjualan turun 10,6 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sepanjang 2019 penjualan mobil niaga (truk dan bus) juga turun sebesar 18,26 persen, menjadi sekitar 94 ribu unit. Rizwan Alamsjah (Ketua III GAIKINDO) mengatakan bahwa salah satu faktor dominan penyebab penurunan tersebut adalah agenda politik yang berkepenjangan pada tahun 2019 lalu.
Adapun pada 2020, memang akan kembali ada agenda politik berupa pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 270 daerah pada September. “Namun, dengan adanya berbagai proyek infrastruktur dari pemerintah, serta sektor pertambangan dan perkebunan yang berjalan baik, tahun ini [pasar mobil niaga] diharapkan dapat lebih baik dari tahun sebelumnya,” katanya di sela-sela konperensi pers menjelang pameran truk dan bus GAIKINDO Indonesia International Commercial Vehicle (GIICOMVEC) 2020, di Jakarta, Selasa 4 Februari 2020 seperti dikutip Bisnis.
Sejak menyentuh rekor penjualan rekor tertinggi pada kisaran 1,2 juta unit pada 2013—2014, industri otomotif dalam negeri belum pernah kembali mencatatkan angka yang sama. Penjualan paling tinggi setelah itu terjadi pada 2018, tetapi hanya 1,15 juta unit.
Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara mengatakan bahwa penjualan mobil pada 2020 akan membaik dan dapat mencatatkan pertumbuhan minimal lima persen dari 2019. “Saat ini kita sudah mulai recovery, tingkat suku bunga rendah, nilai tukar rupiah mulai stabil, dan lainnya. Jadi seharusnya pencapaian tahun ini akan membaik, termasuk performa ekspor,” katanya.
Produk-produk Baru di Pameran Bus dan Truk GIICOMVEC 2020
Pameranbus dan truk GIICOMVEC 2020 akan berlangsung pada 5 hingga 8 Maret 2020 di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Project Director GIICOMVEC Sri Vista Limbong mengatakan setidaknya sudah ada tiga produk baru akan diluncurkan di hari pertama pameran. “Selain itu ada satu produk yang sifatnya baru diperkenalkan,” katanya seperti dikutip Tempo.
Menurut dia masih ada kemungkinan produk baru yang akan diluncurkan bertambah. “Masih ada waktu satu bulan sebelum pameran. Bisa saja produk baru yang akan diluncurkan atau hanya sekadar dipamerkan akan bertambah,” katanya.
Pameran bus dan truk GIICOMVEC 2020 kurang lebih konsepnya sama dengan dua tahun lalu. Yakni lebih didorong untuk kepentingan bisnis. Mempertemukan produsen dengan konsumen pebisnis. Pada tanggal 5 dan7 Maret 2020, pameran terbuka untuk bisnis. Sedangkan di hari terakhir, 8 Maret 2020, terbuka untuk umum. “Kami tetap memfasilitasi pemesanan unit untuk di hari terakhir,” kata Limbong.
Hingga saat ini sudah ada 36 peserta yang akan meramaikan pameran GIICOMVEC 2020.
Ketua Umum GAIKINDO Yohanes Nangoi mengatakan bahwa industri mobil niaga di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Salah satu tandanya adalah Indonesia kini tidak lagi mengimpor mobil niaga bekas. “Karena industri otomotif di Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan mobil niaga,” katanya.
Bahkan Indonesia sudah mulai ekspor mobil niaga. Daihatsu Gran Max sudah ekspor ke Jepang. Isuzu Targa juga sudah ekspor. Pikap DFSK Super Cab ekspor ke Filipina. Lalu Hino juga telah melakukan ekspor. “Ekspor mobil niaga akan terus kami tingkatkan,” kata Nangoi. (*)