Bahan Bakar & Emisi Berita

GAIKINDO Singgung Perlunya BBM yang lebih Bermutu dalam Soal Cukai Emisi

JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyinggung soal kualitas bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri sebagai tanggapan terhadap usulan Kementerian Keuangan untuk menarik cukai atas emisi kendaraan bermotor (mobil). Menurut GAIKINDO, tingkat emisi (asap atau gas buang mobil) bukan hanya ditentukan oleh mesin mobil melainkan juga oleh mutu BBM. 

Menurut Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi, faktor mutu BBM ini perlu juga diperhatikan. Ia mengatakan, produsen mobil menjamin kemampuan mereka membuat mesin denga spesifikasi yang patuh pada batas emisi sampai ke tingkat internasional, bahkan Standar Euro 6 sekalipun. Namun mesin seperti itu tetap akan sia-sia perannya menekan emisi jika spesifikasi dan mutu BBM-nya tak sesusai dengan mesin. Indonesia saat ini baru sampai pada BBM Standar Euro 4.

Nangoi mengatakan pemerintah seharusnya menerapkan cukai pada bahan bakar, bukan kendaraan. “Soal emisi itu bukan di mesin mobilnya tapi di BBM-nya. Emisi keluar ketika BBM dibakar. Kalau mau emisi bersih, ya spesifikasi BBM-nya dinaikkan, misalnya ke Standar Euro 6. Kami dari pihak industri ayo saja,” kata Nangoi seperti dikutip CNN Rabu 19 Februari 2020.

Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengusulkan pengenaan cukai emisi terhadap kendaraan bermotor. Menku menyampaiakn usulan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu 19 Februari 2020. Latar belakang cukai emisi lantaran gas buang kendaraan bermotor merugikan masyarakat dan mencemari lingkungan (alam). 

Menkeu menyebutkan subyek cukai emisi kendaraan bermotor untuk produsen dan importir. Pembayaran cukai dilakukan saat kendaraan keluar dari pabrik dan pelabuhan. Menurutnya,  proses pembayaran dilakukan secara berkala atau tiap bulan.

Tapi Kemenkeu belum mengungkap teknis hitung-hitungan pengenaan cukai terhadap kendaraan bermotor itu. Keadaan tersebut  membuat GAIKINDO mempertanyakan teknis pengenaannya. “Kalau mobil dikasih cukai emisi berarti dia bakal bayar bulanan atau bagaimana, atau dari awal mesti bayar. Ya kan lucu kalau kamu sehari bermobil 10 kilometer, saya 100 kilometer, cukainya kok sama padahal saya emisi lebih banyak,” kata Nangoi. (*)