JAKARTA— Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian menjalin kerjasama dengan Jepang. Kerjasama ini bertujuan meningkatkan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia (SDM) industri otomotif. Kerjasama bilateral juga bertujuan memacu daya saing dan inovasi industri otomotif di Indonesia agar semakin bersaing di dunia.
Pemerintah Jepang memberi hibah dua set alat peraga bottle cap dan seperangkat peralatan pendukung information technology (IT) berupa server dan laptop. Dengan total sebanyak 50 unit, semua alat tersebut dilengkapi aplikasi simulator untuk mendukung pembelajaran digital egineering. Alat hibah ini akan dipasang di Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta dan Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0) sebagai media pembelajaran atau pelatihan.
“Kementerian Perindustrian terus mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Jepang dalam rangka pengembangan kompetensi SDM sektor industri otomotif, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis seperti dikutip Detik, hari Rabu, 28 Juli 2021.
Agus menjelaskan industri otomotif merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan untuk mendorong Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2020 dalam peta jalan Indonesia Making 4.0. Ketersediaan SDM trampil dan andal menggunakan teknologi terkini dibutuhkan merupakan syarat utama untuk memenuhi target.
“Indonesia memiliki potensi besar, dengan ditopang sebanyak 21 industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan nilai investasi sebesar Rp 71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” kata Agus.
Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Industri (BSDMI) Arus Gunawan mengatakan kerjasama Indonesia-Jepang diwujudkan antara BPSDMI Kemenperin dengan Lexer Reserch Inc, dengan penandatanganan letter of intent (LoI) tentang Pengembangan Pendidikan Terkait Lean Manufacturing pada bulan Maret 2019. Kolaborasi dilanjutkan dengan pelaksanaan Simposium Jepang-Indonesia terkait SDM industri pada bulan Desember 2019.
“Kegiatan tersebut yang menjadi kick-off program SDGs [Sustainable Development Goals] terkait pengembangan SDM industri otomotif di Indonesia, yang didukung penuh oleh pemerintah Jepang melalui pendanaan JICA, yang merupakan hasil kerja sama dengan Kemenperin,” kata Arus.
Duta besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi mengungkapkan pergerakan industri 4.0 selain merombak aspek industri, juga mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia. “Indonesia punya pasar dalam negeri yang kuat, dan memiliki banyak talenta dari jumlah sekolah, lembaga pendidikan, dan universitas yang ada, sehingga tersedianya pool of talent. Oleh karena itu, kerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui program JICA [Japan International Cooperation Agency] dalam meningkatkan kompetensi SDM industri ini sangatlah tepat,” kata Heri. (*)