JAKARTA— Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) optimistis bisnis pembiayaan masih menjanjikan pada 2023. Itu sejalan dengan tren positif dari industri otomotif dan sektor-sektor usaha terkait alat berat. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengungkapkan kendati semakin banyak tantangan di semua lini bisnis pembiayaan, pihaknya optimistis piutang pembiayaan industri setidaknya tumbuh lima persen year-on-year (yoy), didorong pemulihan bertahap dari objek pembiayaan mobil baru, motor baru, mobil komersial, dan alat berat.
“Kami sudah bertemu dengan teman-teman di asosiasi industri kendaraan maupun alat berat. Walaupun proyeksi mereka belum keluar semua karena kondisi terkini yang penuh ketidakpastian, saya masih optimistis industri pembiayaan tahun depan masih memungkinkan untuk tumbuh lima ampai enam persen,” katanya seperti dikutip BISNIS,Jumat 7 Oktober 2022.
Industri mobil penumpang, sepeda motor, mobil angkut, dan alat berat begitu penting buat para pemain industri pembiayaan, karena sampai saat ini masih menjadi penyumbang piutang pembiayaan terbesar buat industri. Berdasarkan data per Juli 2022, dari total piutang pembiayaan kelolaan industri leasing senilai Rp 408,6 triliun, pembiayaan mobil baru menyumbang porsi Rp 118,6 triliun, sepeda motor baru Rp 65,2 triliun, piutang pembiayaan mobil pengangkutan Rp 46,9 triliun, sementara alat berat porsinya Rp 34,6 triliun.
Oleh sebab itu, APPI dan para pemain industri multifinance pun secara rutin menggelar diskusi terbatas tahunan bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dan Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI), membahas outlook tahun depan.
“Saya yakin kondisi menantang tahun depan masih positif buat industri pembiayaan, asalkan tingkat konsumsi masyarakat terjaga, dan tentu kita semua berharap tidak ada perlambatan ekonomi yang signifikan di Indonesia,” kata Suwandi.
Ia melihat pembiayaan sepeda motor berpotensi terus membaik di tahun depan, karena tahun ini penjualan belum optimal akibat terdampak fenomena keterbatasan stok. Senada, AISI pun memproyeksi penjualan sepeda motor 2023 tumbuh ke 5,4 juta unit sampai 5,6 juta unit, atau tumbuh sekitar tujuh persen yoy dari prediksi tahun ini di angka 5,15 juta unit.
Tahun lalu penjualan sepeda motor nasional mencapai 5,05 juta unit. Sampai Agustus 2022, penjualan sepeda motor nasional 3,09 juta unit, turun enam persen yoy ketimbang capaian Agustus 2021 di angka 3,29 juta unit.
Sementara itu, penjualan mobil baru tahun depan belum bisa ditebak karena begitu terpengaruh oleh potensi pelemahan daya beli masyarakat akibat lonjakan inflasi dan kenaikan harga bahab bakar minyak (BBM), serta berlanjutnya tren kenaikan suku bunga acuan. Namun GAIKINDO melihat ada beberapa sentimen positif yang bisa dimanfaatkan industri leasing.
Pertama, minat masyarakat terhadap mobil listrik (battery electric vehicle, BEV) terus meningkat. Kedua, perubahan aturan pajak barang mewah (PPnBM) yang bukan lagi berdasarkan kapasitas mesin, berpotensi membuat permintaan mobil-mobil kelas menengah semakin semarak.
Ketua Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyono mengungkap per Agustus 2022 penjualan alat berat tembus 13.963 unit. Capaian ini tercatat naik 58 persen yoy ketimbang periode sama tahun lalu sebanyak 8.821 unit, dan sedikit lagi melampaui capaian sepanjang tahun lalu di angka 14.567 unit. “Perkiraan kami, penjualan bisa menyentuh sekitar 20 ribu unit di akhir tahun nanti, sehingga akan menembus rekor penjualan terbesar buat industri alat berat di Indonesia sepanjang masa,” kataya dalam pemaparannya di diskusi bersama APPI.
Alat berat cenderung positif buat industri leasing, karena permintaannya melambung terdorong masifnya kebutuhan pelaku industri sektor pertambangan dan perkebunan. Tahun depan, sentimen positif bertambah lagi dari sektor konstruksi, terutama terkait proyek-proyek pemerintah. (*)