JAKARTA— Industri otomotif Indonesia tumbuh menjadi produsen dan eksportir produk unggulan di wilayah Asia-Pasifik. Industri otomotif juga memegang peran strategis sebagai bagian dari rantai pasok dengan jangkauan wilayah ekspor hingga ke 80 negara.
Di tengah upaya meningkatkan peran sebagai basis produksi dan ekspor global, Indonesia kini memasuki era elektrifikasi. Tujuannya untuk menekan emisi gas karbon, sebagaimana ditetapkan pemerintah dalam target net zero emission (NZE) 2060.
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan bahwa beberapa cara dapat dilakukan. Salah satunya, mengombinasikan seluruh sarana transportasi baik massal maupun pribadi.
Transportasi tersebut diarahkan dapat beralih ke teknologi listrik, seperti hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), battery electric vehicle (BEV), hingga hidrogen. “Baik melalui produksi baru maupun aktivitas konversi,” katanya seperti dikutip JAWA POS, 2Desember 2022.
Dengan kombinasi itu akan makin banyak kendaraan yang menyumbang penurunan emisi yang lebih besar. Selain itu, tercipta ekosistem elektrifikasi baru dan kuat sehingga memberikan kesempatan bagi industri otomotif Indonesia semakin kompetitif di era mobil listrik global.
“Transisi kendaraan listrik yang tak tertata akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif. Kehadiran beragam teknologi kendaraan listrik rendah emisi yang lengkap melalui pendekatan strategi multi-pathway akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia berkembang. Serta, mengejar posisi sebagai pemain utama produsen serta eksportir kendaraan elektrifikasi di kancah internasional,” kata Bob.
Di samping itu, road map industri otomotif nasional harus disusun dengan memperhitungkan ketersediaan energi, khususnya sumberdaya alam tidak terbarukan. “Dukungan pemerintah di sektor transportasi melalui manajemen unit in operations menjadi elemen penting sehingga dapat mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif nasional selama lebih dari lima dekade ini,” katanya.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi menambahkan, pengusaha mendukung langkah pemerintah untuk membuat massal mobil listrik, tak terkecuali mengenai wacana subsidi.
“Kami tak berani berharap terlalu banyak. Kemarin saja ada pembebasan PPnBM sudah luar biasa. Tapi kalau nanti pemerintah ingin menggalakkan supaya mobil listrik bisa lebih cepat, kita dikasih insentif ya terima kasih sekali,” kata Nangoi.
Menurut Nangoi, berbagai kebijakan yang ada saat ini dinilai cukup memudahkan konsumen memiliki mobil listrik. “Misalnya, kebebasan pajak kendaraan bermotor dan segala macam, terus mobil masuk ke ganjil genap dibebaskan, itu sangat membantu,” katanya. (*)