JAKARTA— PT Pertamina (Persero) mulai mengejar pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Langkah paling konkret adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi kilang yang telah ada dan membangun kilang baru. Dengan cara ini Pertamina optimistis bisa mengurangi volue impor BBM yang masih cukup tinggi.
Konsumsi BBM nasional dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam seahun Indonesia butuh 72 juta kiloliter (KL). Sedangkan volume produksi di dalam negeri hanya 39 juta KL, dan selebihnya masih harus mengimpor.
Sejauh ini Pertamina telah memiliki empat kilang minyak– antar lain Refinery Unit (RU) V Balikpapan, RU VI Balongan, RU IV Cilacap, dan RU II Dumai. Empat kilang minyak inilah yang akan di-upgrade agar kapasitasnya produksinya meningkat. Program kerja ini dikenal dengan refinery development master plan (RDMP).
Selain mengingkatkan kilang yang sudah ada, Pertamina juga menempuh cara lain, yakni membangun kilang baru. Pertamina berencana membangun kilang minyak baru (New Grass Root Refinery, NGRR) di Tuban dan Bontang.
“Tujuan mengembangkan dan membangun kilang minyak adalah agar nantinya pada 2023, Pertamina bisa mewujudkan swasembada bahan bakar minyak,” kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi.
Dengan peningkatan kapasitas dan pembangunan kilang minyak baru, Pertamina mampu menambah pasokan BBM nasional sebesar 2,2 juta barel per hari. Untuk merealisasikannya, Pertamina membutuhkan dana sekitar Rp 500 triliun. Pola pengerjaannya bisa oleh Pertamina sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan minyak dan gas yang sudah mempunyai reputasi internasional.
“Tantangan terbesar Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia adalah mewujudkan semua ini dalam waktu tujuh tahun dan selesai PADA 2023. Dua tahun lebih cepat dari target pemerintah. Untuk itu, dukungan dari semua pihak sangat kami perlukan,” katanya.
Pada saat ini Pertamina mengoperasikan enam kilang yaitu RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim. Sebetulnya masih ada satu kilang lagi, yaitu RU I Pangkalan Brandan. Hanya saja, dengan pertimbangan pengoperasian RU I tak ekonomis lagi. Pada 2007 RU I Pangkalan Brandan tak lagi beroperasi.
Kapasitas terpasang keenam kilang minyak ini mencapai 1,05 juta barel per hari. Namun realisasinya, BBM yang dihasilkan keenam kilang minyak tersebut sekitar 800-950 ribu barel per hari. (*)