Berita Economy & Industry

Manuver IPCC Tekan Biaya Logistik dan Dongkrak Industri Otomotif RI

JAKARTA— PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menegaskan komitmennya untuk menghubungkan jalur logistik laut di Tanah Air. Komitmen ni bertujua untu menekan biaya logistik nasional. Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi mengatakan upaya itu dilakukan dengan sejumlah strategi, misalnya melalui pengoperasian kapal RORO di sejumlah wilayah seperti di Surabaya (Jawa Timur), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan beberapa wilayah timur Indonesia .

“Setelah merger, kita akan mengoperasikan RORO atau terminal kendaraan yang memberikan nilai tambah di Balikpapan, Surabaya, dan Indonesia timur,” kata Sugeng di kawasan Uluwatu (Bali), Kamis, 25 Mei 2023, seperti dikutip EMITENNEWS.

Mengenai kapan realisasinya akan dilakukan IPCC, Sugeng masih menggodok hal tersebut bersama pihak holdingmaupun subholding agar bisa lebih mengoptimalkan strateginya. “Agar seluruh Indonesia bisa terhubung dan pada akhirnya sektor logistik di seluruh pulau, baik di Jawa dan non-Jawa, bisa terhubung semua sehingga akan menekan biaya logistik,” kata Sugeng.

Sugeng berharap IPCC bisa mendorong ekspor supaya produk-produk Indonesia bisa bersaing di pasar internasional. Terlebih, ekspor Indonesia juga memiliki saingan berat untuk di kawasan Asia, utamanya dari Thailand. “Di Thailand, produksi (otomotif) 2,2 juta (unit) tapi ekspornya hanya 1,2 juta. Tapi kalau di Indonesia, market-ya banyak di luar negeri,” kata Sugeng.

Dia menambahkan, misi lain IPCC adalah mendongkrak industri otomotif nasional, agar ke depannya bisa menjadi lebih kompetitif. Apalagi, di masa pandemi COVID-19 beberapa tahun belakangan, industri otomotif nasional sempat mengalami penurunan. “Pada masa pademi COVID-19 kemarin industri otomotif nasional berkurang jauh. Maka, saat ini dengan sudah meredanya COVID-19, industri otomotif tumbuh signifikan dan menjadi prioritas serta unggulan Indonesia,” kata Sugeng.

Pada kuartal pertama 2023 dibanding kuartal pertama 2022, pertumbuhan ekspor cukup bagus dan dari sisi produksi juga bagus. Tahun 2024 depan ada Pemilu, tapi itu tak menunda massa konsumsi mobil. “Karena mobilitas tinggi dan kebutuhan akan kendaraan juga tinggi,” katanya. (*)