Berita

Menperin dan GAIKINDO Apresiasi Pabrik Sokonindo

 

JAKARTA— Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi kepada PT Sokonindo Automobile yang telah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi di Asia Tenggara, serta memenuhi kebutuhan pasar otomotif di seluruh dunia.

“Ini akan berperan dalam pembangunan industri dan bisnis otomotif Indonesia, bahkan mendorong pendalaman struktur serta hilirisasi industri kendaraan bermotor,” katanya, seperti dikutip Kontan, Selasa 28 November 2017.

Pendalaman struktur di perusahaan ini terlihat dari penyerapan bahan baku lokal yang cukup tinggi. “Bahan baku yang dipakai pabrik ini dari Karakatau Steel. Ini menunjukkan bahwa kita sudah mampu melakukan pendalaman struktur industri di Indonesia yang sangat dalam dengan penggunaakn lokal konten yang tinggi,” katanya.

PT Sokonindo Automobile merupakan perusahaan manufaktur otomotif kerjasama antara Sokon Group (Hong Kong) Company Limited dengan PT Kaisar Motorindo Industri. Pabrik baru ini untuk memproduksi kendaraan angkutan penumpang jenis SUV dan kendaraan angkutan barang jenis pikap, dengan menggunakan merek sendiri, Sokon.

Menperin berharap PT Sokonindo Automobile terus meningkatkan investasi, melakukan inovasi teknologi, menambah penyerapan tenaga kerja, dan melibatkan banyak mitra lokal dalam kegiatan industrinya. Upaya ini untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik maupun ekspor.

“Peningkatan ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan industri otomotif di Indonesia sekaligus memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perekonomian nasional,” katanya.

Sokonindo Automobile diharapkan agar terus bersinergi dengan pemerintah dalam rangka memperkuat basis produknya di Indonesia. Perusahaan yang menyerap tenaga kerja dalam negeri mencapai 90 persen ini, didorong untuk terus meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya melalui pendidikan vokasi serta link and match dengan sekolah menengah kejuruan (SMK). “Langkah ini guna menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini serta pengembangan investasi di masa depan,” kata Airlangga.

Menurutnya, pabrik ini dinilai siap untuk memproduksi mobil hibrida maupun listrik yang tengah dikaji regulasinya oleh pemerintah. CEO PT Sokonindo Automobile Alexander Barus menjelaskan, investasi awal yang ditanamkan oleh perusahaan telah mencapai lebih dari 150 juta dolar AS pada 2014 dan akan bertambah seiring perkembangan pabrik dan bisnisnya. Pabrik baru PT Sokonindo Automobile yang berlokasi di Modern Cikande Industrial Park, Serang, Banten ini berdiri di atas lahan seluas 20 hektare dengan mengusung konsep “Smart Factory”.

“Pabrik ini dilengkapi dengan fasilitas robotic, mulai dari proses stamping, welding, painting, assembly hingga quality control,” katanya.

Pabrik ini juga ditargetkan akan menyerap langsung 2.000 pekerja, dan sekitar 4.000 hingga 5.000 lapangan kerja tercipta mulai dari pemasok komponen kendaraan hingga jaringan dealer.

Pabrik yang selesai dibangun pada Mei 2017 ini akan menyuplai produk otomotif ke pasar domestik. “Sebagai merek baru di Indonesia, fokus kami adalah memproduksi kendaraan berkualitas dari pabrik berotomasi tinggi ini. Kami memastikan kualitas produk yang juga berdaya saing,” katanya.

Glory 508 merupakan produk pertama yang diproduksi di Indonesia, berjenis SUV berkapasitas tujuh penumpang. Kendaraan tersebut sebelumnya meraih penjualan tertinggi untuk jenis SUV 7-seater di China. Sementara itu, Sokonindo juga memproduksi kendaraan niaga dengan model pick-up yang disebut SuperCab.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara juga mengapresiasi pemain baru ini. Itu pertanda pasar otomotif Indonesia masih sehat dengan adanya persaingan baru. “Dengan adanya pemain China baru masuk tentu buat sehat pasar. Sehingga tidak hanya perusahaan Jepang yang menguasai pasar,” katanya.

Selain itu konsumen menurutnya bisa punya banyak pilihan untuk kendaraan. Sedangkan bagi kompetitor jadi punya pekerjaan baru untuk tingkatkan utilisasi produksi. Mengingat saat ini kapasitas nasional sebesar 2,2 juta unit per tahun namun utilisasi produksi masih separonya. “Kami juga lihat iklim investasi masih positif karena pemain baru melihat pasar Indonesia masih positif,” katanya.

Apalagi secara rasio kepemilikan mobil Indonesia masih ketinggalan ketimbang Malaysia dan Thailand. Saat ini dengan populasi Indonesia sekitar 264 juta orang, rasio kepemilikan mobil di Indonesia menurut Gaikindo sebesar 83 orang per 1.000. Sedangkan Thailand dengan populasi sekitar 70 juta orang, rasio 230 banding 1.000. Serta Malaysia 400 banding 1.000. (*)