Berita Economy & Industry

Menperin: Industri Otomotif Berkontribusi Besar untuk Ekonomi Nasional

JAKARTA— Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan industri pengolahan termasuk industri otomotif masih menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. “Industri otomotif merupakan sektor andalan yang memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi nasional,” kata Menperin Agus beberapa pekan yang lalu, seperti dikutip Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara .

Sektor industri pengolahan secara umum merupakan dengan berkontribusi rata-rata sebesar 20 persen tiap tahun terhadap PDB nasional, dan menyerap sebanyak 17,5 juta orang tenaga kerja. Sementara, untuk ekspor sektor industri menyumbang 80,3 persen terhadap total ekspor nasional sebesar 163,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada periode 2020, dengan realisasi investasi sektor industri sebanyak Rp 272,9 triliun.

Menperin melanjutkan saat ini ada 22 perusahaan industri roda empat atau lebih dengan nilai investasi Rp 99,16 triliun, kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 sampai 39 ribu orang. Sementara, untuk sektor kendaraan roda dua dan tiga, terdapat 26 perusahaan dengan nilai investasi Rp 10,05 triliun, kapasitas produksi 9,53 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja hampir 32 ribu orang. Menurutnya, ada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif. 

Ia menambahkan produksi kendaraan bermotor dalam negeri juga telah diekspor ke 83 negara. Di tahun 2020, ekspor kendaraan dalam kondisi utuh (completely built-up, CBU) mencapai 232,17 ribu unit atau senilai Rp 41,73 triliun. Untuk kendaraan completely knock-down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp 1,23 triliun. Ekspor komponen mencapai 61,2 juta buah, atau senilai Rp 17,52 triliun.

Namun Agus menyayangkan turunnya ekspor produksi kendaraan bermotor di tahun 2020 jika dibanding ekspor di tahun 2019. Agus mengatakan ekspor CBU turun 30 persen, CKD 89 persen, dan komponen 22 persen. Pertumbuhan industri otomotif turun hingga -19,86 persen, dan utilisasi turun juga dari 60 persen ke 30 persen. Sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan menjadi pemain global seiring program Making Indonesia 4.0.  Bahkan, Indonesia akan menjadi hub ekspor kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik.

Agus menyatakan membangun ekosistem untuk industri kendaraan listrik merupakan salah satu strategi otomotif 4.0. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik dimulai dengan penguasaan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian kemampuan manufaktur baterai dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global.

Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendongkrak produktivitas, penjualan dan daya saing sektor otomotif akibat pandemi Covid-19, seperti relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). PPnBM akan dilakukan secara bertahap mulai Maret 2021. Insentif ini berlaku untuk kendaraan dengan segmen di bawah 1500 cc dan kategori mobil sedan dan 4×2. 

Pemberian insentif PPnBM akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan. Masing-masing tahap berlangsung selama tiga bulan. Insentif PPnBM sebesar 100 persen dari tarif, akan diberikan pada tahap pertama. Kemudian, PPnBM sebesar 50 persen dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua, dan insentif PPnBM 25 persen dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga. Menteri Keuangan akan mengevaluasi besaran PPnBM tiap tiga bulan. Agus mengharapkan bisa relaksasi pajak dapat mendorong permintaan dan mempercepat pemulihan industri dan ekonomi nasional.