OKEZONE— Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan kesiapan Indonesia dalam penggunaan kendaraan listrik. Menurutnya ada tantangan dalam menuju era elektrifikasi dan juga potensi di Indonesia guna menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Bahkan, mereka bertekad untuk bermain di ekosistem kendaraan listrik sebagai pemasok baterai ke seluruh dunia. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan ketersediaan komponen baterai menjadi tantangan utama. Terlebih pada sektor hulu dalam pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi yang bisa digunakan pada kendaraan listrik.
“Indonesia berkomitmen untuk melawan perubahan iklim dan mengambil aksi-aksi global untuk mengurangi emisi GRK. Kami telah membangun roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) dalam rangka dekarbonisasi sistem energi pada 2060 atau lebih cepat dengan dukungan internasional,” kata Arifin dikutip dalam keterangan resmi.
Untuk mencapai NZE perlu dekarbonisasi suplai energi melalui optimalisasi pembangkit energi terbarukan. Selain itu, diperlukan juga memperluas infrastruktur transmisi dan distribusi. Pemanfaatan potensi carbon storage untuk menangkap emisi dari industri yang hard-to-abate juga diperlukan. Ditambah mengembangkan bahan bakar rendah karbon yang saat ini sedang diupayakan oleh pemerintah.
Arifin juga mengatakan bahwa sektor kelistrikan akan mencapai puncak emisi antara tahun 2035 dan 2040. “Namun kita akan dapat mencapainya lebih cepat apabila mendapat dukungan internasional,” katanya.
Untuk mencapai NZE, penggunaan teknologi yang mutakhir dan keberadaan industri pendukung sangat diperlukan. Tantangan saat ini adalah ketersediaan teknologi energi bersih dengan harga terjangkau. “Kerja sama dan solusi dalam teknologi memiliki peran yang kritikal dalam dekarbonisasi sektor kelistrikan dan industri yang hard-to-abate. Adapun kendaraan listrik berbasis baterai menjadi teknologi kunci untuk menurunkan emisi di sektor transportasi,” kata Arifin. (*)