JAKARTA— Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan minta PT Pertamina menemukan atau mencari teknologi fast charging di bawah 10 menit. “Saya rasa sudah ada itu teknologinya, tinggal dicari saja dan disesuaikan, biar tak kelamaan kalau ngisi mobil listrik, ” kata Jonan di Jakarta, sekitar awal Desember 2018.
Ia menyatakan teknologi pengisian listrik di stasiun pengisian listrik umum (SPLU) milik Pertamina sudah baik. Hanya saja waktu sekitar 20 menit untuk pengisian penuh masih dirasa lama. Jonan juga menjelaskan beralihnya dunia otomotif global dari teknologi mesin bakar (internal combustion engine, ICE) menuju mesin hybrid (plug-in hybrid electric vehicle, PHEV) dan mobil listrik (electric vehicles, EV) akan menempatkan pengisian baterai kendaran jenis PHEV dan EV menggusur pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan yang saat ini merupakan bisnis Pertamina.
Di masa datang, mobil listrik akan bersaing dengan kendaraan combustion engine. “Mobil listrik akan menjadi masa depan dunia, energi yang lebih ramah lingkungan,” katanya seperti dikutip LKBN Antara.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina siap menghadapi disruption business dari kendaraan konvensional berbahan bakar minyak ke arah kendaran listrik. Pertamina akan menghadirkan fasilitas pengisian listrik untuk kendaraan listrik dalam rangka mengembangan ekosistem bisnis kendaraan listrik di masa datang. Ia menjelaskan konsep utama Green Energy Station (GES) memiliki tiga konsep.
Konsep Pertama, Konsep Green yang memiliki pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di area SPBU yang dimiliki. Kedua, konsep future yang memiliki EV charging station. Ketiga, konsep digital yaitu MyPertamina yang menjadikan pembayaran di SPBUcashless serta self-service. “Ke depan GES diproyeksikan akan menjadi tempat untuk pengisian baterai EV serta tempat untuk swapping baterai yang didedikasikan untuk sepeda motor listrik kecil,” kata Nicke.
Pada saat ini pilot project GES telah hadir menjawab tantangan tersebut. Di SPBU ini telah terpasang empat unit charging station di mana dua unit merupakan tipe fast charging yang mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit dan dua unit merupakan tipe normal charging. Dalam pengembangan konsep tersebut, Pertamina mendapatkan dukungan penuh dari berbagai sektor mulai dari pemerintah melalui Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, serta sinergi BUMN dengan Telkom dan PLN, Lembaga Pendidikan melalui UI dan pelaku bisnis kendaraan listrik BMW, Toyota, Mitsubishi, dan Gesits serta pelaku bisnis charging station Bosch. “Seluruh pihak berada dalam satu visi yang sama untuk menghadirkan suatu ekosistem energi masa depan terbaik untuk Indonesia,” kata Nicke.
GES diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan ritel Pertamina melalui sistem yang cepat dan handal. Kecepatan tersebut didukung dengan sistem digitalisasi SPBU melalui standarisasi POS System dan cashless payment melalui MyPertamina. Pertamina telah bersinergi dengan Telkom dalam menghadirkan konsep cashless payment MyPertamina dan dashboard monitoring system untuk mempermudah manajemen maupun stakeholder terkait untuk memantau secara langsung penjualan yang terjadi di setiap titik SPBU.
Pada SPBU GES nantinya juga akan disediakan fasilitas swapping battery untuk menjawab kebutuhan motor listrik. Saat ini Pertamina telah bekerja sama denga GESITS untuk pengembangan motor listrik. (*)