Berita

Pelopor Perubahan Bus Berkeselamatan untuk Tingkatkan Pelayanan dan Keselamatan

busJAKARTA– Program Pelopor Perubahan PO Bus Berkeselamatan dirancang untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas keselamatan dan pelayanan bus kepada masyarakat. Program tersebut digagas oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

“Pada peringatan Hari Perhubungan Nasional 17 September 2016, kami luncurkan para pelopor perubahan PO bus berkeselamatan,” kata Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto Iskandar dalam seminar dengan tema “Membuat Bis Indonesia Wow: Pelopor PO Bus Berkeselamatan Nasional” di Jakarta, Jumat 2 September 2016.

Bagi para PO bus yang siap melakukan perubahan, dipersilakan menjadi pelopor. Syaratnya, mau berubah, mau turun ke lapangan, mau bertegur sapa, mau menerima saran, dan mau berbuat.

Seminar dihadiri oleh puluhan perwakilan PO bus, asosiasi, akademisi. Terkait dengan beberapa kejadian pelemparan batu ke bus yang terjadi di beberapa daerah, Pudji menyatakan bahwa kejadian pelemparan tersebut mungkin bermula dari sikap pengemudi bus tersebut sehingga harus melakukan perbaikan terhadap diri sendiri.

“Misalnya pengemudinya ngebut atau PO bus tersebut pernah mengalami kecelakaan, jadi masyarakat sekitar menandai PO tersebut dan melakukan pelemparan,” kata Pudji.

Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Kepolisian menindaklanjuti kejadian pelemparan tersebut. Kementerian Perhubungan melakukan pengecekan bus serta meningkatkan kualitas pengecekan bus tersebut.

“Pada saat angkutan lebaran kemarin, setelah dilakukan pengecekan oleh Kementerian Perhubungan, banyak PO yang mengalami perbaikan. Dari situ, jumlah kecelakaan yang melibatkan bus mengalami penurunan sebesar 35%,” kata Pudji.

Para PO bus harus terus berusaha meningkatkan keselamatan agar tuntutan masyarakat menjadikan bus sebagai angkutan umum yang dicintai masyarakatnya dapat terwujud.

Berkaitan dengan faktor kenyamanan di terminal, Pudji menjelaskan bahwa Kementerian Perhubungan akan melakukan pembenahan terhadap terminal yang menjadi wewenangnya yaitu terminal tipe A. “Akan ada zonanisasi di terminal yang terdiri dari zona 1 adalah untuk para pengantar, zona 2 untuk pembelian tiket, zona 3 untuk ruang tunggu calon penumpang, dan zona 4 untuk keberangkatan penumpang,” kata Pudji.

Zonanisasi terminal tersebut telah dilakukan di Terminal Tirtonadi Solo (JawaTengah). Organda juga akan me-launching penjualan tiket bus secara online. Pelayanan bus yang lebih baik dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada moda bus. Sehingga masyarakat akan lebih memilih menggunakan bus daripada menggunakan kendaraan pribadi sehingga dapat mengurangi kepadatan di jalan. (*)