ANTARA— Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) meresmikan Badan Otonom (Banom) Otomotif. Menurut mereka, ini adalah wadah bagi para pengusaha muda di bidang otomotif untuk berkumpul dan memajukan industri otomotif nasional.
“Kami menyadari bagaimana industri otomotif sangat memiliki hubungan erat dengan perekonomian di Indonesia. Apalagi pemerintah sudah pernah mengungkapkan tahun 2023 lalu bahwa industri otomotif menjadi backbone dari pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Himawan Buchari dalam keterangan di Jakarta, Senin 22 Januari 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan ketiga tahun 2023, PDB atas dasar harga konstan dari otomotif adalah sebesar Rp 55,47 triliun. Ini berarti tumbuh positif dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp 51,69 triliun. Selain itu dari sisi industri otomotif, jutaan pekerja terserap sehingga makin menunjukkan bagaimana pentingnya industri ini di perekonomian
“BPP HIPMI ingin turut berkontribusi mendukung pemerintah dari sisi peningkatan kontribusi industri otomotif di Tanah Air dan ini kami realisasikan melalui dengan merangkul para pengusaha muda di bidang otomotif serta pengusaha muda yang memiliki hobi otomotif di Banom Otomotif BPP HIPMI,” kata Akbar.
Ketua Banom Otomotif BPP HIPMI yang baru dilantik, Effendy Gunawan, mengungkapkan terdapat lebih dari 34 ribu pengusaha muda sebagai anggota aktif di organisasi pengusaha muda itu. Banyak di antara mereka berkecimpung sebagai pengusaha otomotif serta pehobi.
Dengan pelantikan Banom Otomotif BPP HIPMI, mereka ingin menghadirkan sinergi di antara pengusaha muda yang merupakan pehobi otomotif serta mereka yang memang sebagai pelaku industrinya. “Langkah ini kami harapkan dapat menjadi gerbang untuk kolaborasi dalam rangka memajukan menumbuhkan jumlah pengusaha muda di bidang otomotif melalui berbagai kegiatan ke depannya,” katanya.
Effendy juga menyampaikan visi HIPMI otomotif sebagai wadah mensinergikan stakeholders untuk berkontribusi pada ekonomi hijau (green economy), khususnya kolaborasi mobilitas berkendara yang aman, ramah lingkungan, menuju target net zero emission Indonesia 2060. (*)