JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) teguh dengan pendirian tentang perlunya pabrikan mobil Indonesia menggenjot penjualan sedan. Berdasar data GAIKINDO 2017, penjualan sedan anjlok 34 persen dari 13 ribu unit pada 2016 menjadi sekitar 9.000 unit pada 2017.
Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto mengatakan sedan merupakan model kendaraan yang diminati di pasar ekspor, selain model-model sport utility vehicle (SUV) dan pikap. Jadi, peningkatan produksi sedan di dalam negeri berpeluang mendongkrak angka ekspor otomotif.
“Sedan akan mendorong ekspor. Namun kita jago kandang dalam membuat mobil yang disukai masyarakat Indonesia, bukan yang disukai dunia. Jadi jangan buat MPV saja, tapi juga sedan, pickup, dan SUV. Jadi bisa ditawarkan ke pasar ekspor,” kata Jongkie dalam diskusi Prediksi Industri Otomotif Indonesia 2018 di Thamrin Nine, Jakarta, dan dikutip Tempo Selasa, 16 Januari 2018.
Jongkie menjelaskan, salah satu cara untuk menaikkan penjualan sedan adalah menurunkan pajak kendaraan agar setara dengan mobil multipurpose vehicle (MPV), yakni sebesar 10 persen. Saat ini, tarif yang dikenakan untuk sedan sebesar 30 hingga 125 persen.
“Pajak sedan kena 30 persen dan MPV 10 persen. Hal itu membuat sedan mahal dan tak dibeli orang. Jadi, kalau diturunkan (pajak), orang sanggup beli. Maka, sedan akan banyak diproduksi di Indonesia dan membuka peluang ekspor,” kata Jongkie. “Jadi, harga sedan bisa murah jika pemerintah mau menurunkan pajaknya.”
Selain itu, harga sedan perlu disetarakan dengan model populer seperti low MPV, sehingga bisa menarik minat masyarakat yang membutuhkan mobil dengan empat-lima penumpang saja.
“Dengan pajak 10 persen, penjualan MPV luar biasa. Jadi, sebagian akan pindah ke sedan kalau ada harga sedan yang seperti MPV,” katanya.
Berdasarkan data GAIKINDO, penjualan mobil di Indonesia pada 2017 mencapai 1,079 juta unit dengan segmen MPV menjadi penyokong terbesar sebanyak 600 ribu unit dan segmen LCGC terjual lebih dari 230 ribu unit. (*)