Berita

Penjualan Sedan di Indonesia Kritis, Angka Terendah Terjadi pada 2016

oica-moscowJAKARTA— Angka penjualan mobil kategori sedan di pasar domestik masuk ke titik kritis. Sepanjang periode 2009-2016 angka penjualan sedan selalu fluktuatif dengan tren menurun, sebelum akhirnya menyentuh angka penjualan terendah pada 2016.

Data pada GAIKINDO menunjukkan, angka penjualan sedan pada 2016 hanya mencapai 23.323 unit. Ini adalah perolehan angka penjualan sedan tersendah sejak 2009. Pada 2009 angka penjualan sedan masih sanggup mencapai 22.100 unit, kemudian disusul kenaikan mencapai 33.128 unit (2010), turun menjadi 26.548 unit (2011), melonjak ke angka 34.221 unit (2012), turun sedikit ke 34.193 unit (2013), anjlok menjadi 21.614 unit (2014), dan terus turun ke angka 17.422 unit (2015).

Di pasar mobil Indonesia ada sejumlah merek yang pada saat ini bermain di segmen sedan, baik itu yang diproduksi di Indonesia maupun impor. Mereka antara lain Audi, BMW, Honda, Mazda, Mercedes-Benz, Peugeot, Subaru, Suzuki, Toyota, Volvo. Beberapa merek mewah juga tak ketinggalan menggarap pasar sedan mewah yang sangat terbatas di Indonesia, antara lain Bentley, Ferrari, Lamborghini, Lexus, Porsche. Sedan mewah tak termasuk dalam skema penurunan PPnBM GAIKINDO. Di masa lalu ada lebih banyak lagi merek yang pernah meramaikan pasar sedan di Indonesia. Itu misalnya Cadillac, Chevrolet, Chrysler, Citroen, Daihatsu, Fiat, Ford, Holden, Isuzu, Mitsubishi, Moskovich, Nissan, Oldsmobile, Opel, Renault, Volkswagen.

Tingginya harga sedan disebut-sebut menjadi penyebab utama merosotnya pasar sedan di Indonesia. Harga tinggi ini salah satunya dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mengenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk sedan kecil. Ini terutama untuk sedan dengan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc yang terkena PPnBM sebesar 30 persen. Sebagai perbandingan, pajak mobil kategori 4×2 (jenis (multi purpose vehicle, MPV) hanya 10 persen.

Tingginya PPnBM untuk sedan inilah yang selama beberapa tahun terakhir coba diperjuangkan oleh GAIKINDO agar mendapat keringanan dari pemerintah. Dalam perhitungan GAIKINDO, penurunan PPnBM untuk sedan punya makna strategis. Dengan turunnya PPnBM sedan, ada harapan industri otomotif Indonesia menjadikan sedan sebagai jalan untuk mengangkat investasi, meningkatkan produksi domestik, dan mendorong ekspor.

Menyikapi permintaan GAIKINDO agar PPnBM sedan diturunkan, pemerintah menyatakan masih menunggu. Artinya, pemerintah masih mempertahankan kebijakannya tentang PPnBM sedan 40 persen. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, penurunan PPNBM sedan akan berdampak pada struktur penerimaan pajak negara. Pada saat ini pemerintah berharap agar GAIKINDO menyusun skema penurunan PPnBM sedan tersebut.

“Kami masih menunggu hasil kajian GAIKINDO bagaimana kira-kira dampaknya kalau pajak itu diturunkan,” ujar I Gusti Putu Suryawirawan.

Pemerintah belum yakin penurunan pajak sedan nantinya akan diikuti dengan peningkatan penjualan mobil tersebut. Pemerintah ingin ada kajian mendalam agar nantinya tak salah langkah dalam mengambil keputusan. (*)