Pabrik kedua model tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 200.000 unit per tahun. Pengembangan produk ini melibatkan 178 pemasok lokal untuk komponen tingkat pertama dan 890 pemasok lokal untuk komponen tingkat kedua. “Tingkat kandungan dalam negerinya sebesar 94 persen serta tenaga kerja yang terserap mencapai 600.000 orang,” kata Sudirman.
Daihatsu Sigra dan Toyota Calya adalah produk model terbaru hasil kolaborasi ini merupakan kelanjutan dari program Low Cost Green Car (LCGC) atau disebut Kendaraan Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2). Program ini menjadi model generasi kedua, yaitu kendaraan dengan tujuh penumpang, yang akan diminati dan dinanti-nanti oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.
Sudirman menambahkan, kolaborasi tersebut merupakan tonggak penting perkembangan industri otomotif nasional. Calya dan Sigra dirancang khusus sesuai karakteristik kebutuhan masyarakat Indonesia sekaligus ekspor ke ASEAN.
Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan, program KBH2 pada tahap pertama telah mendatangkan komitmen investasi senilai USD 3 miliar dari industri otomotif dan senilai USD 3,5 miliar dari sekitar 100 industri komponen otomotif baru.
Dari situ tercipta lapangan tenaga kerja baru yang langsung di sektor manufakturing sebanyak 30.000 orang. “Sedangkan, penciptaan lapangan tenaga kerja baru di sektor distribusi mobil dan komponen, dealer dan pemasaran, workshop dan aftersales service diperkirakan mencapai 40.000 orang,” katanya. (*)