JAKARTA— Proses peralihan menuju era mobil listrik kini masih menemui tantangan besar. Salah satunya mengenai produksi dan rantai pasok baterai, termasuk bahan baku, yang terbatas. Pasalnya, permintaan atas kendaraan jenis ini diprediksi akan meningkat seiring komitmen dari berbagai negara seperti Uni Eropa untuk menyetop produksi dan distribusi mobil bermesin pembakaran pada 2035. Sehingga, pabrikan bersama manufaktur komponen perlu mencari cara terbaik dengan membuka kerja sama lebih luas agar transisi optimal.
“Ini adalah tujuan yang menantang. Topik yang paling menantang bukan mengenai meningkatkan pabrik mobil tetapi meningkatkan rantai pasok baterai,” kata Chief Financial Officer Volkswagen Arno Antlitz dilansir Reuters, Senin 4 Juli 2022 dan dikutip KOMPAS.
Hal serupa dinyatakan Chief Executive Officer Stellantis, Carlos Tavares. Kegagalan mendapatkan pasokan lithium, nikel, mangan, dan kobalt dapat menjadi batu sandungan memperlambat peralihan era kendaraan listrik. Efeknya, membuat kendaraan jenis baru ini lebih mahal dan mengancam margin keuntungan produsen. Menurut dia, gejolak tersebut akan terasa pada 2024-2025 di mana produsen akan berlomba membangun pabrik baru. “Bagi kami itu bukan kabar baik, juga bukan kabar buruk. Itu persis yah seperti asumsi yang kami miliki dalam rencana kami,” kata Carlos.
Dalam kesempatan terpisah, Chief Executive Officer Mercedes-Benz Ola Kaellenius mengatakan, tantangan lain pada industri otomotif menuju era elektrifikasi ialah pasokan cip semikonduktor yang belum tuntas teratasi. Ia memprediksi, kondisi tersebut akan terus mempengaruhi manufaktur setidaknya sampai 2023 mendatang meski para pembuat mobil masih memiliki backlog pesanan yang kuat. Sementara itu, ketika industri otomotif melakukan transisi ke kendaraan listrik pasokkan komponen dimaksud haruslah lancar supaya ekosistem baru dapat tercipta secara optimal. “Krisis cip semikonduktor benar-benar masih ada, dan akan menjadi tantangan bagi industri sepanjang tahun ini dan tahun depan,” kata dia.
Dengan kondisi saat ini, Ola mengatakan, membutuhkan setidaknya satu dekade untuk mentransisikan pabrik mesin pembuat mobil konvensional menjadi pabrik mobil listrik sepenuhnya. (*)