Berita Economy & Industry Transportasi

Sektor Logistik & Infrastruktur Jadi Kunci Penjualan Truk Tahun 2020

JAKARTA— Sektor logistik dan infrastruktur diperkirakan bakal menjadi tumpuan harapan penjualan truk pada tahun 2020. Adapun sektor komoditas masih tergantung faktor ekonomi global.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Jap Ernando Demily mengatakan tahun 2020 pasar mobil niaga masih cukup menantang karena faktor ekonomi global. Sejalan dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang memprediksi pasar naik lima persen pada 2020, Isuzu melihat pasar akan sedikit naik atau minimal sama dengan tahun 2019 ini.

“Kami akan fokus pada segmen yang menurut kami potensial seperti logistik karena cukup kuat e-commerce, kemudian periode kedua Presiden, infrastruktur akan terus jalan karena pembangun jalan akan ciptakan pasar,” katanya seperti dikutip Bisnis di Jakarta, Senin 25 November 2019.

Ernando mengatakan pembangunan jalan tol di Jawa Tengah menciptakan permintaan lokal Jawa Tengah yang meningkat. Kondisi serupa diharapkan terjadi pada tahun depan sejalan dengan pembangunan jalan tol yang mulai bergerak ke Jawa Timur dan Pulau Sumatra.

Dia menyebutkan pasar otomotif pada 10 bulan tahun ini turun hampir 10 persen dan kendaraan komersial seperti Isuzu sangat terkait dengan kondisi makro ekonomi. Penolong penjualan Isuzu saat ini, katanya, berasal dari belanja pemerintah untuk konstruksi dan logistik berkat pertumbuhan belanja daring.

“Ketika market tumbuh kami mencoba tumbuh paling bagus, sementara ketika pasar lesu kami coba untuk turun paling sedikit,” katanya.

Data IAMI menyebutkan selama Januari sampai Oktober 2019 penjualan retail truk ringan (light truck) Elf sebanyak 10.840 unit, turun 7,8 persen. Angka itu masih lebih baik dari pasar truk ringan yang anjlok pada kisaran 16 persen. Pada truk medium dan berat, penurunan penjualan Isuzu hampir sama dengan pasar yang turun pada angka 25,5 persen.

Data GAIKINDO menyebutkan total penjualan retail truk pada 10 bulan tahun ini sebanyak 73.454 unit, turun 19 persen ketimbang periode yang sama 2018. Penurunan paling besar terjadi pada truk ringan dan truk berat, sementara truk medium turun hanya tiga persen.

Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi mengatakan pada tahun ini penjualan kendaraan komersial sangat berat karena perang dagang dan faktor pertumbuhan ekonomi. Penjualan kendaraan komersial pada 2018 tumbuh sangat baik dan langsung anjlok karena peristiwa politik pada tahun ini.

Penjualan pada tahun depan diharapkan lebih baik karena secara domestik kondisi politik lebih stabil. Penjualan kendaraan komersial, jelasnya, akan menjadi salah satu lokomotif penarik penjualan kendaraan lainnya.

“Mudah-mudahan setelah politik ini normal, sosial aman tidak terjadi gonjang-ganjing, pemerintah bisa fokus mengembangkan ekonomi dan biasanya komersial akan berkembang lebih cepat, lebih dulu karena dia lokomotifnya,” paparnya.

Duljatmono, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) memperkirakan pasar truk pada tahun depan akan bergerak datar karena kondisi global belum pasti sementara kondisi domestik mulai membaik. Terpilihnya, Presiden Joko Widodo juga akan membuat permintaan truk sektor kontruksi meningkatkan karena pembangunan infastruktur. (*)