JAKARTA— Pemerintah RI optimistis dapat mengejar target ekspor mobil buatan dalam negeri sampai satu juta unit pada 2025 mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki kemampuan atau potensi untuk itu. “Kami targetkan pada 2025 ekspor kendaraan bermotor roda empat dari Indonesia setiap tahunnya bisa mencatatkan angka sejuta unit,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Maret 2022 seperti dikutip KOMPAS.
Jumlah tersebut cukup menantang, mengingat ekspor kendaraan rata-rata dari Indonesia hanya mencapai 700 ribu unit saja. Saat pandemi, bahkan sempat turun signifikan pada level 200 ribu unit. Tahun lalu misalnya, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), ekspor mobil utuh dari dalam negeri (completely built-up, CBU) masih di 294.639 unit.
Meski demikian, Agus mengaku bahwa pihaknya memiliki beberapa strategi untuk bisa mencapai harapan terkait. Misal, terus proaktif mendekati prinsipal-prinsipal pabrikan otomotif untuk berinvestasi mendirikan pabrik sampai meningkatkan ekspor. Termasuk menjadikan Indonesia salah satu eksport hub mereka seperti yang sudah dilakukan oleh Toyota, Honda, sampai Hyundai. “Kami juga akan mempermudah proses investasi pabrikan dan melakukan pendekatan agar memperluas pasar ekspor, baik ke dari prinsipal maupun negara tujuannya,” kata Agus.
Saat ini, Indonesia telah mengekspor mobil ke lebih dari 80 negara. Negara terbaru yang berhasil dimasuki mobil buatan Tanah Air adalah Australia. “Indonesia itu marketnya masih potensial. Kepemilikan mobil kita masih rendah padahal populasinya tinggi. Thailand itu, 300 unit-an per 1.000 penduduk, bahkan Brunei Darussalam sudah 700-an unit per 1.000 penduduk,” kata dia. “Sementara Indonesia rasionya masih sekitar 200 unit per-1.000 penduduk,” lanjut Agus.
Menurut Agus, ini merupakan kesempatan besar agar industri otomotif masuk Indonesia. Sebab selain untuk menyuplai kebutuhan di domestik yang masih besar, banyak peruahaan otomotif lainnya juga yang menjadikan Tanah Air sebagai ekspor hub. Sehingga, perluasan pasar tentu semakin tinggi. (*)