Berita Berita APM

Toyota dan Mazda Bekerjasama Fokus ke Mobil Listrik

TOKYO— Toyota dan Mazda resmi mengumumkan kerjasama. Langkah tersebut terhitung mulai awal Agustus 2017. Dalam kesepakatan tersebut Toyota mengambil lima persen saham Mazda. Sementara Mazda mengambil 0,25 persen saham di Toyota.

Keduanya berencana membangun pabrik perakitan di Amerika Serikat (AS) senilai 1,6 miliar dolar atau Rp 21 triliun. Orientasi kerjasama ini mencakup rencana produksi mobil listrik. Fasilitas tersebut bakal beroperasi pada 2021 dan menciptakan tenaga kerja 4.000 orang. Meski lokasi produksi belum mereka umumkan, kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 300 ribu unit per tahun, yang dibagi berdua.

Sejumlah analis memandang kerjasama Toyota-Mazda tersebut lebih dari sekadar langkah politis. Kerjasama tersebut mengarah pada strategi menghadapi para saingan lama serta para pendatang baru dalam perlombaan mengembangkan mobil listrik. Ini mengingat bahwa regulasi global tentang emisi kian ketat.

“Ada beberapa pemain baru dalam industri mobil global dewasa ini, antara lain dua perusahaan IT Apple dan Google. Kami dituntut bersaing dengan mereka,” kata Presiden Toyota Akio Toyoda, cucu pendiri Toyota.

Akio Toyoda dipilih tahun lalu untuk memimpin divisi mobil listrik, sebuah disvisi baru di dalam tubuh perusahaan Toyota. Begitu memegang kepemimpinan, Akio Toyoda segera menegaskan komitmen total perusahaan untuk mengembangkan mobil listrik, hal yang selama ini dilakukan Toyota tanpa sepenuh hati.

“Sekarang beda dengan sebelum ini. Sekarang semua serba cepat dan serba tiba-tiba, tanpa harus ada aba-aba lebih dulu. Harus ada berbegai alternatif bagi mobil berteknologi pembarakan yang konvensional,” katanya.

Sebelum ini, kerjasama strategis juga dilakukan oleh Nissan dan Mitsubishi. Kesepakatan keduanya ditandai dengan pembelian saham 34 persen Mitsubishi oleh Nissan. (*)