Berita

GAIKINDO tentang Mobil Listrik: Perlu Mengukur Kemampuan Pasar

JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyambut baik usulan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto terkait dengan pemberian insentif fiskal bagi kendaraan listrik dengan bea masuk nol persen bagi impor mobil listrik. Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto mengatakan kebijakan insentif bea masuk impor itu sudah tepat karena industri otomotif di dalam negeri perlu waktu untuk tes produk dan tes pasar guna menumbuhkan permintaan akan kendaraan listrik di masyarakat.

Permintaan kendaraan listrik hanya bisa tumbuh, apabila model kendaraan listrik yang diimpor memiliki harga yang bersaing dengan mobil konvensional. Impor lebih dulu ini juga dilakukan sambil menunggu industri otomotif nasional dari hulu (industri baterai), antara (industri komponen), hingga hilir siap bergeser memproduksi kendaraan listrik dalam jumlah massal.

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur pendukung dan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) atau charging station tentu juga membutuhkan waktu. “Setelah diputuskan mengenai insentif fiskalnya, maka para agen pemegang merk (APM) akan mulai mengimpor mobil hybrid, plug-in hybrid, dan full battery electric vehicle (EV) untuk tes produk dan tes pasar. Tentunya infrastruktur dan charging station juga harus disiapkan,” Jongkie seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin 21 Januari 2019.

Dia menambahkan, minat masyarakat RI untuk berpindah ke kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, akan sangat dipengaruhi berbagai, di antaranya peraturan pemerintah, insentif pajak baik bagi industri dan konsumen, infrastruktur pendukung, dan faktor-faktor lain.

Roadmap pengembangan industri otomotif nasional menyebutkan, pemerintah menargetkan 20 persen dari total produksi kendaraan di Indonesia pada 2025 berbasis listrik. Menperin menjelaskan, dengan target produksi kendaraan roda empat di 2025 mencapai 2 juta unit, maka 400 ribu unit di antaranya haruslah kendaraan listrik.

Jongkie mengaku industri sangat optimistis dapat memenuhi target tersebut, terlebih dengan penjualan otomotif rata-rata tumbuh di atas lima persen tiap tahun. Sepanjang 2018, Jongkie menyebut total penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air mencapai 1.151.000 unit. (*))