JAKARTA— Setelah menghadapi pandemi Covid-19 sepanjang 2020 dan berlanjut ke awal 2021, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat pulih dengan kontribusi beberapa sektor. “Pemulihan ekonomi investasi sebagai bagian dari stimulus pemerintah, implementasi Undang-Undang Cipta kerja dan Sovereign Wealth Fund (SWF), ditambah pada 2021 ada sektor ekonomi memiliki prospek baik,” kata Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi dalam Mandiri Investment Forum 2021, pada hari Rabu, 3 Februari 2021, seperti dikutip CNBC.
Sektor infrastruktur, layanan kesehatan, energi terbarukan, komunikasi dan digital industri dapat menjadi pendorong ekonomi. Sektor pengolahan seperti otomotif elektronik juga bisa mendorong pemulihan ekonomi, apalagi Indonesia tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Menurutnya, peluang investasi tersebar karena setiap daerah punya keunggulan komparatif dan sektoral. Indonesia memiliki 99 kawasan dengan luas 95 ribu hektare dan 14 zona ekonomi khusus.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) tahun 2020 di pasar domestik mencapai angka 532.027 unit, sementara penjualan ritel mencapai 578.327 unit. Dibanding 2019 yang mencapai 1.030.126 unit, wholesales di tahun 2020 turun 48,35 persen. Penjualan dari dealer ke konsumen (ritel) di tahun 2020 turun 44,55 persen dari tahun 2019 sebesar 1.043.017 unit.
Sektor otomotif diprediksi akan tumbuh di kuartal kedua 2021, dengan asumsi pemulihan di berbagai sektor akan mendorong roda ekonomi, sehingga pola konsumsi masyarakat ikut naik. GAIKINDO menargetkan penjualan mobil nasional tahun 2021 sebanyak 750 ribu unit. Dibanding target penjualan tahun 2020 yang sebesar 525 ribu unit, angka ini naik sekitar 42,85 persen.
Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto menjelaskan naiknya angka penjualan otomotif didorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 yang ditargetkan oleh pemerintah akan naik hingga tiga sapai empat persen. Selain itu, keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan 3,75 persen dipercaya bisa berdampak baik terhadap pasar otomotif. Pengadaan vaksin Covid-19 juga diyakini dapat menumbuhkan optimisme pasar.
Jongkie melanjutkan proses pemulihan pasar otomotif memang tak bisa berlangsung secara instan. Menurut Jongkie, permintaan mobil diperkirakan baru akan kembali normal pada tahun 2022 atau 2023 mendatang, bergantung pada pertumbuhan ekonomi. (*)