Berita

Bunga Acuan BI Turun, Industri Otomotif Melihat Titik Cerah

JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) melihat adanya titik cerah bagi pertumbuhan industri dan pasar mobil di Indonesia ke depan. Isyarat itu datang dari Bank Indonesia yang meluncurkan keputusan baru untuk menurunkan bunga acuan yang tadinya sebesar 4,75 perdsen menjadi 4,50 persen.

Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi mengatakan, dunia bisnis otomotif menyambut baik keputusan ini. Turunnya suku bunga acuan bisa menjadi stimulus penjualan kendaraan bermotor. “Ini akan meringankan beban pengusaha. Dan ini pasti akan membuat dunia usaha menjadi lebih bergairah,” katanya seperti dikutip KONTAN, Selasa 22 Agustus 2017.

Menurut Nangoi suku bunga acuan sebesar 4,5 persen sudah cukup kompetitif. Ia menilai angka tersebut akan menggerakkan pembelian mobil melalui perusahaan pembiayaan yang selama ini memang banyak digunakan untuk penjualan kendaraan bermotor.

Industri dan bisnis mobil selama ini menjadi salah satu lahan subur bagi perusahaan pembiayaan. Mereka memberikan jasa keuangan bagi konsumen yang berniat memberli mobil dengan cara kredit. Dalam pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, umpamanya, sebuah perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) yang merupakan anak perusahaan Bank Mandiri turut hadir dengan menawarkan jasa fasilitasi pembiayaan. Kehadiran MTF di GIIAS 2017 merupakan bagian dari peran Bank Mandiri sebagai salah stau sponsor utama pameran mobil dari 10 hingga 20 Agustus di Gedung ICE, BSD City, Tangerang (Banten) itu.

Selama pameran 11 hari tersebut MTF berhasil mencatat 2.035 surat pemesanan kendaraan (SPK) dengan nilai sekitar Rp 498 miliar. Dari total aplikasi pembiayaan, sebagian besar berasal dari segmen kendaraan penumpang (passenger vehicles) sebesar 90 persen, sedangkan 10% sisanya merupakan kendaraan niaga (commercial vehicles). Untuk menarik minat konsumen selama GIIAS 2017, MTF menawarkan berbagai program promosi seperti program bebas angsuran dan bunga istimewa 2,5 persen. (*)