Berita Economy & Industry

GAIKINDO: Belum Ada Laporan Dampak Virus Corona terhadap Produksi Mobil di Indonesia

JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyatakan belum ada satu pun dari 40 anggotanya melapor masalah produksi mobil di Indonesia terganjal suplai komponen dari China efek virus corona (Covid-19). Beberapa produsen mobil dan komponen di negara lain sudah menyatakan terpaksa menghentikan produksi lantaran kekurangan pasokan komponen dari China yang merupakan bagian dari rantai pasok komponen global. 

Kendati demikian dampaknya belum dilaporkan sampai ke Indonesia. “Jadi belum ada laporan kepada GAIKINDO bahwa ada merek tertentu yang menghentikan produksinya,” kata Ketua I GAIKINDO Jongkie D Sugiarto seperti dikutip CNN, Kamis 13 Februari 2020.

Jongkie mengatakan kecil kemungkinan produksi kendaraan anggota GAIKINDO terhenti akibat dampak virus corona. Ini karena kebanyakan industry mobil di Indonesia berasal dari merek Jepang.  Dan mereka tak mengimpor komponen dari China. Sebagian sudah melokalisasi suku cadang di Indonesia. Jongkie juga  menjelaskan tak menerima laporan gangguan produksi dari merek China di Indonesia: Wuling dan DFSK. 

Sejauh ini korban meninggal karena virus corona mencapai 1.486 di seluruh dunia. Sebagian besar merupakan penduduk Hubei, China.  Virus corona telah terdeteksi mewabah dari Wuhan, salah satu kota yang berada di Hubei. Wuhan merupakan lokasi berbagai penyuplai komponen otomotif global. 

“Tapi sampai sekarang tak ada yang laporan ke kami terpaksa berhenti produksi karena suplai. Saya tak bilang ini aman-aman saja. Tapi belum ada laporan, soalnya siapa tau nanti ada yang berhenti. Yang dari China juga belum ada laporan apa-apa ke kami,” kata Jongkie.

Sokonindo Automobile (pemegang hak distribusi merek DFSK di Indonesia) menyatakan tak ada gangguan produksi. Pabrik penyuplai komponen mereka berada di Chongqing, 900 kilometer dari Wuhan. Tapi aturan pemerintah berupa pelarangan penerbangan dari Indonesia ke China dan sebaliknya yang dilakukan pemerintah mulai 5 Februari 2020 dikatakan mempengaruhi aktivitas karyawan asal China. 

Sekitar 20 orang karyawan DFSK asal China di Indonesia, termasuk di antaranya direktur, tak diizinkan mengunjungi Indonesia selama masa pelarangan penerbangan. Karyawan asal China yang berada di Indonesia juga tak diizinkan pulang kampung. Kondisi ini yang dikhawatirkan akan menganggu kelancaran produksi.”Ekonomi pasti terganggu. Kalau ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak pada industri otomotif di Indonesia,” kata Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi seperti dikutip iNews.id.

Beberapa pabrikan sempat menutup sementara pabrik produksinya di China, antara lain, Toyota, Renault, Nissan dan BMW. Mereka sepakat membuka kembali jalur produksi pada 10 Februari 2020. Namun, tak menutup kemungkinan masa penutupan akan diperpanjang. (*)