Berita Economy & Industry

GAIKINDO Ingin GIIAS seperti Japan Mobility Show

DETIK— Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi hadir di pameran mobil Japan Mobility Show (JMS) di Tokyo (Jepang). Ia mengaku terkesan dengan tampilan baru pameran otomotif Jepang yang sudah bertransformasi itu. Ia pun ingin mengadaptasi pameran JMS ke pameran otomotif di Tanah Air yang dikenal dengan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS).

Mulai tahun 2023, pameran otomotif Jepang, yang sebelumnya bernama Tokyo Motor Show, berubah konsep menjadi Japan Mobility Show. Perubahan ini dilakukan seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, serta mobilitas yang terjadi di dunia. Di pameran Japan Mobility Show, yang ditampilkan bukan lagi hanya deretan mobil atau sepeda motor baru, melainkan juga teknologi transportasi masa depan, seperti pesawat terbang atau taksi terbang.

“Sayadatang ke Tokyo untuk melihat Japan Mobility Show yang pertama kali diadakan. Saya terkesan, karena konsepnya bukan auto show lagi. Kalau auto show itu betul-betul hanya mobil. Jadi kalau kita lihat di Japan Mobility Show ini, di Honda ada pesawat terbang, dan segala macam. Jadi memang dia mobility show atau menekankan kepada mobility,yakni pergerakan dari satu titik ke titik lain bisa pakai mobil bisa pakai segala macam. Jadi konsepnya benar-benar berbeda,” kata Nangoi di arena Tokyo Big Sight, 25 Oktober 2023.

Ia melihat Japan Mobility Show tak hanya memamerkan beragam mobil dan kendaraan baru, tapi juga konsepnya. “Jadi tadi saya lihat misalnya, di booth Mitsubishi konsepnya bagaimana bekerja sama dengan Yamaha untuk sound system-nya, entertainment system-nya,” sambung Nangoi.

Nangoi ingin konsep Japan Mobility Show juga bisa dihadirkan di Tanah Air. Jadi pameran GIIAS yang selama ini jadi pameran otomotif terbesar di Indonesia, bisa diubah konsepnya dari auto show ke mobility show. Di Tanah Air memang sedikit berbeda, karena produk yang tampil semuanya ada prinsipalnya dari luar negeri. 

“Jadi kita mengadaptasi (keinginan) mereka. Namun saya rasa untuk konsep pamerannya (Japan Mobility Show) bisa kita adaptasi. Jadi nanti kita bisa fokus ke mobility-nya. Kita tak hanya konsentrasi ke mobilnya saja, tapi juga kepada suatu pemikiran konsep-konsepnya, entertainment-nya, kita juga bisa ajak asosiasi lain untuk bergabung untuk bekerja sama. Harusnya (konsep seperti ini) tidak susah untuk diadaptasi, karena kami sudah punya basis yang cukup kuat, GIIAS juga hidup, jadi mungkin ya kita akan sedikit berubah,” kata Nangoi.

Pameran GIIAS menurutnya sudah cukup baik. Jumlah pengunjung dan peserta selalu naik setiap tahun. Lokasi pameran GIIAS yang ada di Gedung Indonesia Conference Exhibition (ICE) Bumi Setpong Damai (BSD) City, Tangerang (Banten) kini dirasa terlalu kecil. “Jadi kalau dilihat dari sana, harusnya kami cukup confidence. Kalau kita memperbaiki dari sisi konsep pamerannya, harusnya itu bisa menarik orang lebih banyak,” kata Nangoi. (*)