Berita

GAIKINDO: Soal Mobil Listrik, Indonesia Harus Belajar dari AS

JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyoroti perkembangan program mobil listrik di Tanah Air. Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengirimkan surat rekomendasi kepada Presiden RI Joko Widodo untuk memiliki mobil listrik buatan dalam negeri. Lantas berapa biaya produksi yang harus dikeluarkan pemerintah untuk program mobil listrik ini?

Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi mengatakan untuk membangun mobil listrik membutuhkan dana yang sangat besar. Menurutnya Indonesia harus belajar dari Amerika Serikat (AS). Di sana raksasa produsen mobil General Motors (GM) dalam pengembangan mobil listrik harus mengeluarkan biaya sangat tinggi, sekitar Rp 60 hingga Rp 80 triliun.

“GM juga menggandeng LG (Korea Selatan) untuk memproduksi mobil listrik dan baterai serta manajemen baterainya. Hal yang sama dilakukan Toyota bekerja sama dengan Suzuki, lalu BMW dengan Samsung,” kata Nangoi di Jakarta, seperti dikutip iNews.id.

Dia mengungkapkan untuk melakukan riset mobil listrik nasional membutuhkan dana hingga Rp 4,5 triliun. “Kementerian Perindustrian mengatakan kita sedang coba buat baterai berbahan nikel. Kita pun akan dukung riset itu. Saya melihat juga dana yang disediakan sekitar Rp 4,5 triliun,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Nangoi mengungkapkan harapannya, ke depan Indonesia dapat memproduksi mobil listrik secara mandiri dan tak mengimpor atau membawa mobil listrik dari luar. “Jika segala sesuatunya diimpor, namanya kita hanya menjahit saja. Ini sama saja mematikan industri dalam negeri yang sudah dibangun,” katanya. (*)