Berita

ITB dan MIT Gelar Riset Baterai Listrik untuk Otomotif

BANDUNG— Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Massachusets Institute of Technology (MIT) dari Amerika serikat (AS) menjalin kemitraan riset untuk mengembangkan baterai moda listrik generasi ketiga. “Baterai ini lebih ringan, kapasitas energinya tinggi, dan aman dari risiko terbakar,” kata Rektor ITB Kadarsah Suryadi seperti dikutip Tempo,12 November 2018.

Baterai yang sedang diteliti itu berjenis solid state battery. Penggunaannya nanti, kata Kadarsah, untuk mobil, sepeda motor, dan alat elektronik. “Riset baterai listrik untuk kapal laut belum dilakukan,” katanya.

Proyek riset bersama ini bagian dari program Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA) yang didanai pemerintah Amerika Serikat (United States Agency for International Development, USAID).Program ini bermitra dengan sejumlah kampus di Indonesia, antara lain untuk riset kesehatan publik dan penyakit infeksi, ketahanan pangan, lingkungan, energi, kemaritiman, serta teknologi inovasi. Penandatanganan kerja samanya pada September 2017.

ITB kebagian untuk memimpin konsorsium pembuatan moda listrik termasuk riset baterai generasi ketiga yang tergolong vital. “Dalam dua-tiga tahun ke depan, baterai ini akan jadi primadona,” kata Sigit Puji Santosa, Direktur Centre for Collaboration Research (CCRs) dan National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT).

Konsorsium moda listrik ini melibatkan peneliti dari Universitas Sriwijaya, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan di Balikpapan, dan Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sebanyak 50-an peneliti dari ITB, 50-an peneliti lain dari enam kampus mitra. “Anggota dari luar negeri yaitu MIT karena memiliki teknologi maju di bidang baterai kendaraan listrik,” kata Sigit, lulusan S2 dan S3 dari MIT.

Setahun ini berjalan, riset dilakukan masing-masing universitas. Pembagian tugasnya semisal UNS Surakarta kini melakukan riset hilirisasi baterai lithium ion generasi kedua, sementara ITB dan peneliti kampus lain fokus pada pengembangan baterai generasi ketiga. Dana riset moda listrik ini sebesar4 juta dolar AS. “Dana riset baterai mengkonsumsi 30-40 persen alokasi karena itu teknologi kunci,” kata dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu.

Hasil akhirnya hingga 2021 berupa rangkaian dari hulu sampai ke hilir, dari kebijakan nasional moda listrik sampai pembuatannya oleh industri. (*)