JAKARTA— Industri otomotif berperan penting di dalam perekonomian nasional. Selain menyediakan angkutan orang dan barang untuk transportasi, industri otomotif juga membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor otomotif menyerap tenaga kerja hingga 1,3 juta orang. Ini mencakup industri perakitan, komponen, showroom, bengkel, dan purna jual. Belum lagi bidang industri pendukung, misalnya pendanaan kredit dan asuransi kendaraan.
Menurut Menperin Saleh Husein ini menjadikan industri otomotif masuk dalam kelompok industri masa depan yang akan terus dikembangkan. Salah satu program strategis yang akan dilakukan pemerintah dalam menentukan arah pengembangan industri otomotif ke depan adalah mengimbangi kompetisi dan impor kendaraan, khususnya di ASEAN. Bahkan pemerintah menargetkan menjadikan Indonesia basis industri otomotif di kawasan ASEAN.
Saat ini Indonesia menjadi negara produsen otomotif kedua terbesar di ASEAN setelah Thailand. Thailand pada 2014 memproduksi sekitar 1,9 juta kendaraan per tahun, dan 50 persennya diekspor. Indonesia memiliki kemampuan produksi sekitar 1,3 juta unit per tahun dan masih berorientasi pasar dalam negeri.
Potensi Pasar
Potensi pasar domestic kendaraan roda empat sangat ditopang oleh jumlah penduduk kelas menengah. Berdasarkan data AC Nielsen pada 2013, tingkat pertumbuhan jumlah penduduk kelas menengah di ASEAN pada 2012-2020 sebesar 110,5 persen. Indonesia bahkan mencapai 174 persen, tertinggi di antara seluruh negara ASEAN. Ini menunjukkan, permintaan kendaraan bermotor dalam negeri akan kian meningkat.
Menperin mengatakan Indonesia pada saat ini tengah bekerja keras untuk menyusul Thailand dalam produksi serta ekspor kendaraan roda empat. Indonesia juga memperkuat daya saing industri otomotif nasional. Tujuannya, agar tak tergerus produk impor, sekaligus memantapkan posisi Indonesia menjadi basis industri otomotif di ASEAN.