Berita Economy & Industry

Kemenperin Targetkan Industri Otomotif Nasional Pulih pada 2023

JAKARTA— Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui pandemi Covid-19 berdampak terhadap ekonomi dan industri otomotif nasional. Penggunaan kapasitas (utilisasi) pabrik otomotif tercatat turun drastis, bahkan berimbas pada pasokan unit kendaraan ke dealer dan ekspor. Angka utilisasi pabrik otomotif tahun lalu dinilai terendah sejak tahun 2008. 

“Otomotif sangat terpukul. Utilisasi pabrik hanya 30 sampai 40 persen dan ini jadi yang terendah sejak 2008. Oleh karena itu, kami terus lakukan dorongan supaya cepat pulih,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi virtual, pada Rabu, 10 Maret 2021, seperti dikutip Kompas.

Agus menargetkan produksi otomotif kembali pulih pada 2023. Menurutnya, pemberian relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 100 persen bisa membantu pemulihan industri otomotif dalam negeri. Agus menilai pemberian PPnBM dapat menumbuhkan daya beli masyarakat, sehingga mendongkrak permintaan. Pemberian diskon sudah didiskusikan dengan distributor produk otomotif di Indonesia sebelum berangkat ke Tokyo (Jepang). 

Menurut Agus, relaksasi PPnBM memberi dampak positif untuk industri otomotif. Berdasarkan data, terjadi peningkatan permintaan sampai 50 persen pada di tiga sampai empat hari pertama pemberlakuan PPnBM. Tren ini diharapkan bisa terus bertahan hingga akhir tahun, agar mencapai target penjualan tahunan sebesar 750 ribu unit, serta berdampak baik untuk perekonomian nasional.

Agus mengatakan Kemenperin sudah memeriksa produsen kendaraan tiga sampai empat hari setelah PPnBM berlaku. Ia mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan para produsen dan dilaporkan rata-rata terjadi kenaikan pembelian di atas 50 persen. 

Sebelum ini, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) pada bulan Februari 2021 (sebelum ada relaksasi PPnBM) sempat turun 7,5 persen dari bulan Januari 2021. Penjualan ritel juga turun dari 53.996 unit menjadi 46.943 unit atau sekitar 15 persen. Turunnya penjualan otomotif merupakan akibat banyak calon konsumen yang menunda pembelian hingga relaksasi PPnBM yang mulai berlaku 1 Maret 2021. (*)