JAKARTA— Kementerian Perindustrian menyampaiakan apresiasi pada perusahaan mobil yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Mereka pada 2016 memproduksi 1,177 juta unit mobil. “Kami berharap agar produksi ini terus meningkat ditahun-tahun mendatang,” kata Dirtektur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan pada Halal Bihalal GAIKINDO.
Kementerian Perindustrian memandang industri otomotif adalah andalan yang memiliki peran besar dalam pendapatan domestik bruto (PDB) nasional. Dengan peran tersebut, pemerintah sangat memperhatikan pertumbuhan dari industri ini. Kementerian Perindustrian memiliki roadmap untuk mendorong jumlah produksi mobil hingga 2,5 juta unit pada 2020. Target peningkatan produksi tersebut perlu dibarengi dengan target peningkatan investasi.
“Demikian juga dengan investasi tersebut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pada akhirnya akan menggerakkan perekonomian yang berujung pada meningkatkan penerimaan negara dari pajak,” kata Putu.
Walaupun saat ini industri otomotif sedang dihadapkan pada pasar yang belum menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, ada optimisme bahwa dengan upaya bersama bisa mencapai target-target di atas.
Dalam waktu dekat, GAIKINDO akan melaksanakan pameran otomotif berskala internasional yaitu The 25th GAIKINDO Internasional Auto Show. Kementerian Perindustrian ssenang menyambut pameran tersebut, sebagai upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk dan potensi industri otomotif Indonesia.
“Kita juga harus bisa menjadi basis produksi untuk produk-produk global, sehingga selain pasar domestik, maka pasar ASEAN dan global harus dapat kita raih. Untuk itu, saya mengajak Saudara sekalian untuk mendukung pameran tersebut,” kata Putu.
Pemerintah mengajak GAIKINDO sebagai penyelenggara pameran tersebut untuk turut memperkenalkan potensi industri nasional dan pasar domestik serta menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia dapat diperhitungkan sebagai tujuan investasi. Pemerintah ingin agar pada pameran tersebut semakin banyak diperkenalkan kepada masyarakat produk-produk mobil yang ramah lingkungan, yang memiliki emisi karbon yang rendah serta konsumsi bahan bakar yang efisien.
“Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas buang, dan kita merupakan salah satu stakeholder untuk pengurangan emisi yang bersumber dari kendaraan bermotor,” kata Putu.
Kementerian Perindustrian mendorong agar produk- produk yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia adalah produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Program Low Carbon Emission akan diperkenalkan dalam waktu dekat. “Untuk itu mari kita sama-sama mendukung program ini apabila sudah efektif diberlakukan,” katanya.
Tantangan berikutnya adalah peningkatan ekspor kendaraan bermotor. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan. Tujuannya, agar ekspor yang berjumlah sekitar 194 ribu unit CBU dan 202 ribu set CKD pada tahun lalu bisa meningkat pada tahun-tahun mendatang sesuai dengan arahan Presiden.
Pemerintah juga mendorong produsen mobil menambah investasi di Indonesia khususnya untuk produk-produk global dan komponen utama yang critical. Langkah ini perlu untuk memperkuat daya saing dan peningkatan ekspor. Pemerintah Indonesia menyambut baik dan siap menfasilitasi upaya investasi ini.
Hal lain yang diharapkan pemeringtah adalah agar aktivitas riset dan pengembangan (R&D) dapat dilaksanakan di Indonesia. Sumberdaya manusia di Indonesia mampu membantu perusahaan Saudara dalam melakukan aktivitas R&D sehingga biaya pengembangan produk dapat lebih efisien. Apalagi dengan model global sources saat ini, aktivitas R&D akan menjadi kunci efisiensi dan peningkatan daya saing. (*)