JAKARTA— PT Jasa Marga (Persero) Tbk melaporkan lalu lintas jalan tol turun sekitar 15 sampai 20 persen pada libur Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) 2021. Larangan mudik Lebaran oleh pemerintah pada 6 sampai 17 Mei (diperpanjang sampai 24 Mei, dan diperpanjang lagi sampai 31 Mei 2021) mengakibatkan pergerakan mobil di jalan tol turun dari rata-rata harian. Arus lalu lintas mobil pada libur Lebaran tahun 2021 lebih baik dari Lebaran 2020, karena arus lalu lintas pada ruas-ruas aglomerasi tahun ini masih cukup padat.
“Kalau kami rasakan di Jasa Marga, sebenarnya kalau secara keseluruhan walaupun yang keluar Jabotabek turun sampai 70 persen. Tetapi secara keseluruhan karena di kota-kota masih cukup padat, kami hanya turun sekitar 15 persen sampai 20 persen,” kata Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur seperti dikutip Investor, Selasa, 18 Mei 2021.
Subakti mengungkapkan turunnya lalu lintas berpengaruh terhadap pendapatan perseroan. Ia mengatakan pendapatan Jasa Marga pada saat Lebaran bisa naik hingga 30 sampai 40 persen. Pada Lebaran tahun ini, pendapatan perusahaan justru turun sekitar 15 sampai 20 persen.
Subakti mengaku tetap bersyukur karena masih bisa mempertahankan kinerja baik walau dalam kondisi sulit dan penuh tekanan. Penurunan lalu lintas tol Jasa Marga pada Lebaran 2021 masih lebih baik daripada Lebaran 2020, yang berada di atas 20 persen. Kinerja Jasa Marga pada semester pertama tahun ini juga masih positif.
Pandemi Covid-19 merubah pola perjalanan, aktivitas, dan mobilitas masyarakat. Lalu lintas tol baik yang dikelola Jasa Marga maupun tol di seluruh Indonesia yang biasanya cukup tinggi dengan kenaikan rata-rata antara 40 sampai 60 persen, tahun ini Jasa Marga turun 15 sampai 20 persen.
Subakti menyampaikan tim Jasa Marga tetap bersiaga untuk memberi pelayanan kepada pengguna jalan tol walaupun kondisi lalu lintas tol lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Ia melanjutkan pihak Jasa Marga bekerjasama dengan berbagai instansi maupun pemerintah daerah (pemda) untuk bersiaga di 19 titik penyekatan baik di rest area maupun di tol untuk mencegah penularan Covid-19, seiring dengan imbauan larangan mudik dari pemerintah.
Subakti menyampaikan Jasa Marga di tengah kondisi Pandemi Covid-19 tetap berinovasi dengan melakukan patroli udara bekerja sama dengan Indonesia Flying Club (IFC). Jasa Marga juga bekerja sama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau biasa dikenal dengan Basarnas untuk melakukan simulasi road accident rescue, yaitu metode evakuasi melalui udara untuk meningkatkan kemampuan tim evakuasi.
Jika keadaan sudah normal, apabila terjadi kecelakaan di lokasi yang sulit dilakukan evakuasi seperti di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, penyelamatannya akan melibatkan Basarnas dengan melakukan simulasi evakuasi udara. Metode serupa juga diterapkan di Tol Jagorawi.
Subakti menuturkan Jasa Marga juga tetap aktif mengendalikan operasi melalui Command Center yang diberi nama Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC). JMTC membantu Jasa Marga mengendalikan operasional jalan tol dengan sistem komunikasi yang sudah di seluruh tol Jasa Marga di seluruh Indonesia.
“JMTC sudah kami integrasikan dengan Basarnas. Jadi pengalaman tahun lalu, pada saat meledaknya pipa gas di Surabaya dalam kasus Lumpur Lapindo, kami agak kesulitan, lama, dan kurang akurat dalam mendatangkan Basarnas. Sekarang, kami sudah terintegrasi sehingga kapanpun dan sedetail apa pun yang kami butuhkan, pada saat diperlukan penyelamatan terhadap kejadian kecelakaan, Basarnas akan segera datang dengan timnya baik melalui helikopter maupun darat,” kata Subakti. (*)