Berita Road Safety Transportasi

Lebih dari 10 Terowongan Penyeberangan Gajah Liar di Jalan Tol Riau dan Aceh

PEKANBARU— Sebanyak enam fasilitas penyeberangan khusus untuk gajah akan dibangun di proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai (Riau). Fasilitas serupa nantinya juga akan dibangun di jalan tol di Aceh. Dengan fasilitas khusus tersebut, gajah yang merupakan satwa dilindungi bisa tetap bebas menjelajah di habitatnya sehingga konflik dengan manusia dapat ditekan angkanya.

“Enam perlintasan gajah, yakni satu di Sungai Tekuana dan lima lainnya di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja,” kata Pimpinan Proyek Pekanbaru-Dumai Seksi 3-4 dari PT Hutama Karya (Persero), Dinny Suryakencana, pada rapat Pleno Jalan Perlintasan Gajah di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, di Pekanbaru, seperti dikutip Republika beberapa saat lalu.

Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 kilometer merupakan bagian dari Tol Trans Sumatra yang merupakan program strategis nasional. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tak menerobos kawasan konservasi. Tamun ternyata mau tak mau jalan tol tetap melewati daerah jelajah (home range) gajah sehingga jalur perlintasan khusus gajah diperlukan.

Dinny  menjelaskan, perlintasan pertama di Sungai Tekuana lokasinya di seksi 2 dan tak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak (Riau). Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah Sumatra liar. Lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4, yakni di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73 dan STA 74+400.

Ukuran terowongan gajah bervariasi ada yang punya tinggi batas ruang (clearance) 4,5 meter hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 meter hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

Selama proses pembangunan, pekerja di lapangan beberapa kali melihat gajah sumatra liar secara langsung. Jejak-jejaknya juga tampak di lokasi pembangunan perlintasan gajah. Jembatan yang dibangun nanti akan sesuai dengan habitat alaminya. Ada beberapa tumbuhan yang akan ditanam di terowongan bawah tol agar gajah merasa tidak terganggu ketika melintas di sana.  “Ini khusus disiapkan untuk gajah, tidak seperti perlintasan jalan desa yang diperkeras. Ini kami usahakan seperti alaminya, tak ganggu kontur alaminya,” kata Dinny.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan pada jalan tol yang akan dibangun, sebenarnya ada delapan titik potensi pertemuan dengan home range gajah di sekitar kantong gajah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja Kabupaten Bengkalis dan Giam Siak Kecil. Di Balai Raja ada enam gajah, sedangkan di Giam Siak Kecil ada 50 hingga 60 ekor gajah liar.

Suharyono menjelaskan, jarak terdekat rencana tol terhadap kawasan SM Balai Raja sekitar 65 meter. Terdapat enam ekor gajah yang menetap di sana dan sedikitnya 42 ekor gajah yang bergerak secara rutin dari kantor SM Balai Raja ke kantong SM Giam Siak Kecil. “Tapi akhirnya kami bersama Hutama Karya sepakat cukup dengan lima perlintasan gajah di daerah ini,” katanya.

Penyeberangan Gajah di Tol Aceh

Ruas jalan tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74 kilometer tak hanya dialokasikan bagi pengguna mobil saja, tapi juga terdapat perlintasan gajah berbentuk underpass. BKSDA Aceh menyambut gembira pembangunan terowongan tersebut. “Kami sedang identifikasi apakah melintasi jalur gajah, kalau iya di mana titiknya. Nanti rencana kami akan bersurat ke pihak PU. Yang pasti kami menyambut gembira kepedulian dari PT Hutama Karya (HK) sebagai kontraktor,” kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo saat dimintai konfirmasi wartawan belum lama ini.

Menurutnya, staf BKSDA dulu memang pernah memberikan masukan saat masih pembahasan soal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Namun waktu itu titik perlintasan gajah belum dipastikan. “Syukur kalau HK sudah identifikasi ya. Nanti kami koordinasi lebih lanjut,” kata Sapto.

Hutama Karya menyebut untuk ruas Sigli-Banda Aceh terowongan  (underpass) penyeberangan gajah akan dibangun di Seksi 1 yaitu antara Lembah Selawah dan Padang Tiji. Menurut Sapto, kawasan itu memang jalur perlintasan gajah. Sapto juga mendukung pembuatan underpass sehingga jalur perlintasan gajah tersebut tidak terputus. Dengan adanya terowongan, gajah juga aman saat melintasi kawasan tol. “Kalau masalah perburuan dan lain-lain di manapun orang bisa lakukan kan, wong banyak turun ke sawah juga,” katanya sepeti dikutip Detik.

Pembangunan jalan tol Trans Sumatra terus dikebut. Di antaranya ada ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer dan Sigli-Banda Aceh 74 kilometer. Kedua ruas tersebut akan melintasi habitat gajah. Kendati harus melintasi jalur gajah, Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad Fauzan mengatakan pihaknya menaruh perhatian penting demi terselamatkannya habitat gajah meski ada jalan tol.

“Kami sangat memperhatikan keberlangsungan ekosistem di sekitar proyek tol yang sedang kami bangun salah satunya adalah habitat dari gajah. Saat ini kami sudah membangun perlintasan gajah yang ada di ruas tol Pekanbaru-Dumai. Sedangkan untuk di ruas tol Sigli-Banda Aceh masih dalam proses desain,” kata Fauzan. (Foto: Detik)