Berita

Mandiri Tunas Finance Mencatat Pembiayaan Rp 498 Miliar di GIIAS 2017

JAKARTA— Menjelang hari terakhir ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatat 2.035 surat pemesanan kendaraan (SPK) dalam 11 hari pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017. Sebanyak 2.035 SPK tersebut setara dengan nilai sekitar Rp 498 miliar berupa pembiayaan. GIIAS 2017 berlansgung dari 20 hingga 20 Agustus 2017 di Gedung ICE, BSD City, Tangerang (Banten).

Di situ MTF  hadir sebagai anak perubahaan Bank Mandiri yang merupakan salah satu dari dua sponsor utama GIIAS 2017. Satu sponsor utama lainnya adalah Pertamina. Direktur Pemasaran MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan sampai dengan 19 Agustus 2017 jumlah SPK telah melampaui target awal. Pada awalnya, MTF menargetkan bisa meraih 2.000 SPK. “Hingga hari terakhir pameran kami perkirakan bisa meraih 2.500 SPK,” kata Harjanto seperti dikutip Bisnis.

Dari total aplikasi pembiayaan, sebagian besar berasal dari segmen kendaraan penumpang (passenger vehicles) sebesar 90 persen, sedangkan 10 persen sisanya merupakan kendaraan niaga (commercial vehicles). Untuk menarik minat konsumen selama GIIAS 2017, MTF menawarkan berbagai program promosi seperti program bebas angsuran dan bunga istimewa 2,5 persen.

Di luar GIIAS 2017, sepanjang 2017 hingga Juli, MTF mencatat penyaluran pembiayaan Rp 11,56 triliun. Angka itu naik sekitar 9 persen disbanding pembiayaan pada Juli 2016 sebesar Rp 10,6 triliun.

Pada semester kedua 2017, MTF memprediksi penyaluran pembiayaan bisa lebih tinggi disbanding rata-rata penyaluran pembiayaan pada semester pertama. Peningkatan rata-rata penyaluran pembiayaan di paruh kedua tahun ini akan didorong oleh faktor keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan pameran otomotif, serta berbagai program promosi yang ditawarkan kepada para konsumen.

“Di semester pertama rata-rata pembiayaan yang disalurkan Rp1,8 triliun, pada semester kedua ini rata-rata pembiayaan ditargetkan bisa berkisar Rp 2 triliun,” kata Harjanto. (*)