JAKARTA— Manufaktur cerdas berperan dalam mencapai industri 4.0 yang efisien, mendorong terciptanya daya saing Indonesia di dunia. Itu dikatakan Project Director PT Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie, dalam pembukaan Manucturing Indonesia 2018 Series, pameran teknologi dan layanan manufaktur internasional, pada Rabu 5 Desember 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Pameran tersebut digelar bersama dengan Machine Tool Indonesia, Tools & Hardware Indonesia, dan Industrial Automation & Logistic Indonesia 2018.
Karnadi Kuistono, ketua Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) di kesempatan sama mengatakan, penggunaan manufaktur cerdas yang mendukung industri 4.0 tak terelakkan di masa depan. “Di masa depan, biaya sumberdaya manusia (SDM) makin mahal. Industri 4.0 akan membuat efisiensi dan menjadi solusi atas mahalnya SDM,” kata Karnadi seperti dikutip BeritaSatu.
Hal senada dikatakan Tony Sartono, komisaris PT Kawan Lama Sejahtera yang memamerkan mesin-mesin berteknologi robotik dan otomasi. “Kawan Lama menghadirkan mesin berteknologi otomasi untuk warehouse, seperti menyimpan atau mengambil barang pada rak bersusun sehingga lebih efisien dari sisi waktu,” kata Tony.
Efisiensi, kata Sekjen Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hadi Surjadipraja, akan membuat produk Indonesia termasuk sparepart mobil dan motor di Indonesia berkualitas tinggi. Dengan, kontribusi terbesar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional, yang mencapai 20 persen pada 2018, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), tak heran industri manufaktur di Indonesia menggiurkan banyak pihak.
“Kami melihat peluang emas untuk memperkenalkan produk dan teknologi Jepang ke Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Melibatkan 40 perusahaan manufaktur Jepang papan atas dalam satu area di Japan Pavillion kami, kami bersedia dan ingin berkontribusi menyukseskan “Making Indonesia 4.0”,” kata Keishi Suzuki, Direktur Utama JETRO (Japan External Trade Organization) Jakarta Office.
Namun untuk mendukung industri 4.0, kata Karnadi, butuh daya listrik yang stabil. “Efisiensi yang ingin dicapai dari industri 4.0 tidak akan tercapai bila daya listrik terganggu. Karena itu, pilih produk panel dan transformator berkualitas tinggi yang diproduksi perusahaan Indonesia,” kata Karnadi.
Manufacturing 2018 Series melibatkan 1.600 perusahaan terkemuka di industri manufaktur dari lebih dari 28 negara. Setiap peserta menampilkan teknologi mesin termutakhir serta kecanggihan proses dan layanan otomatisasi, untuk mewujudkan target industri 4.0, serta mengukuhkan Indonesia sebagai pusat industri global di masa depan.
Bersamaan dengan pameran ini, digelar pula pameran mesin subkontraktor industri pertama di Indonesia, yakni Subcon Indonesia 2018. Pameran ini digelar dengan tujuan menghubungkan para end user dengan ahli dan mesin-mesin terbaik berteknologi tinggi, yang dapat membantu percepatan proses manufaktur.
Di pameran Manufacturing Indonesia 2018 Series, 10 ribu calon pembeli dan profesional terhubung langsung dengan ribuan perusahaan pameran yang hadir dan antusias memamerkan berbagai teknologi mesin, komponen, dan otomatisasi termutakhir, yang menjadikan acara ini sebagai wadah terbesar di sektor industri. “Deretan produk dan terobosan teknologi yang disajikan selama pameran sekaligus akan memperkuat seluruh ekosistem industri dalam menyambut era baru manufaktur cerdas dan memungkinkan Indonesia menjadi lebih siap dalam Industri 4.0,” kata Maysia Stephanie, Project Director PT Pamerindo Indonesia, sebagai penyelenggara. (*)