Berita

Menteri Perindustrian Airlangga Membuka Pameran Mobil GIIAS Surabaya 2019

SURABAYA— Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membuka pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya 2019. Menteri Ailangga Hartarto hadir didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAKINDO) Yohannes Nangoi, dan Ketua III GAIKINDO sekaligus Ketua Penyelenggara GIIAS 2019 Rizwan Alamsjah.

Pameran mobil di Surabaya ini adalah salah satu seri pameran otimotif terbesar GIIAS sepanjang 2019. Selain Surabaya, seri GIIAS juga akan berlangsung di Jakarta (tepatnya di BSD Tangerang, Banten) , Makassar (Sulawesi Selatan), dan Medan (Sumatra Utara).

Industri otomotif menurut Airlangga merupakan salah satu sektor andalan Indonesia 4.0. “Dan antara ekspor dan impor juga industri menghasilkan devisa,” kata Ailangga dalam sambutan pembukaan GIIAS Surabaya 2019 di Grand City Mall, Jumat 29 Maret 2019, seperti dikutip Detik.

Menperin juga menyampaikan jumlah penjualan kendaraan roda empat selama 2018 berjumlah 1,3 juta unit kendaraan, atau senilai 13,7 miliar dolar Amerika Srikat (AS). Sementara jumlah ekspor mencapai 346 ribu unit atau setara dengan 4,78 miliar dolar AS. Ia menyebutkan industri otomotif makin kompetitif, jika konten lokalnya kian meningkat. Sebab hal itu menjadi kunci keberhasilan dari industri otomotif untuk menjadi basis manufaktur di ASEAN maupun Asia.

“Kementerian perindustrian mendorong industri yang kita sebut dengan Low Carbon Emission Veichle (LCGC) dengan tiga progam, yaitu dengan kendaraan hemat energi harga terjangkau LCGC itu harganya harus di bawah Rp 200 juta, itu yang menjadi mayoritas penjualan di sini. Kemudian electric vehicledan flexy ngine,”kata Airlangga.

Di masa datang, pemerintah RI mendorong mempersiapkan flexy engine. Sebab pemerintah bisa memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dari bahan dasar minyak nabati (biofuel) dari minyak kepala sawit (crude palm oil,CPO) yang sekarang menjadi pembicaraan antara pemerintah Indonesia dengan Uni Eropa (UE). Masyarakat Eropa melarang bahan bakar yang dibuat dari bahan dasar kelapa sawit (nabati, bukan dari bahan mineral atau tambang). “Uni Eropa tidak adil.Pemerintah RI saat ini mengkaji langkah lanjutan dari pada trik yang tak adil ini,” jelas Airlangga.

Pemerintah tengah meningkatkan produksi solar biofuel dari “Bio 20” (artinya 20 persen kandungan mintak sawit, dengan campuran 80 persen minyak mineral) menjadi “Bio 100” (yakni BBM jenis solar yang total 100 persen diproduksi dengan bahan dari minyak sawit, bukan lagi campuran dengan minyak mineral).

“Brasil menggunakan etanol untuk bahan bakar mobil, dengan nama Etanol 100. Kita bisa menggunakan kepala sawit untuk menghasilkan Biodisel 100. Sedangkan produksi green diesel ini setara dengan Standar Emisi Euro-4. Dari uji emisi itu, hasilnya memenuhi syarat lingkungan,” katanya.

GIIAS Surabaya 2019 berlansgung dari 29 Maret hingga 7 April 2019. Targetnya adalah 50 ribu pengunjung dan penjualan sebanyak 2.500 unit. GIIAS Surabaya 2018 yang lalu mencetak penjualan 2.200 unit. (*)