Berita

Menteri Perindustrian: GAIKINDO Mitra Strategis Pemerintah

Saleh_RUA

JAKARTA— Kementerian Perindustrian memandang Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sebagai mitra strategis pemerintah. GAIKINDO selama ini aktif memberikan masukan-masukan konstruktif yang dibutuhkan pemerintah dalam merumuskan kebijakan serta program pengembangan industri otomotif Tanah Air.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan itu saat membuka Rapat Umum Anggota (RUA) Gaikindo ke-18 di Jakarta, Selasa 23 Februari 2016. RUA juga gelar pemilihan ketua umum yang akan memimpin GAIKINDO pada periode 2016–2019.

Di lain pihak, pemerintah berjanji mendorong agar Indonesia menjadi basis industri otomotif berorientasi ekspor, selain sebagai pasar domestik bagi pabrikan kendaraan bermotor. Beberapa industri global berkomitmen menambah investasi dan ekspansi. Toyota akan menanam modal Rp 5,4 triliun di pada 2016, Mitsubishi Rp 6 triliun dan SGMW-Wuling asal China tengah membangun pabrik dengan investasi Rp 11 triliun.

Menteri menyampaikan beberapa masukan bagi ketua umum dan pengurus baru. Pertama, tantangan pengembangan industri otomotif ke depan makin berat. Itu dampak dari persaingan globalisasi yang semakin ketat dan tak lagi mengenal batas wilayah.

“Peran GAIKINDO ke depan makin penting dalam memberikan masukan kepada pemerintah dalam merumuskan kebijakan serta program yang sesuai dengan kebutuhan industri otomotif. Denga begitu industri dapat berkembang dan berkontribusi bagi ekonomi nasional,” kata Menteri.

Kedua, dalam menghadapi dan mengantisipasi ketatnya persaingan global perlu peningkatan daya saing melalui penguatan industri komponen dan industri pendukung, penguasaan tenologi, dan peningkatan sumberdaya manusia.

Ketiga, ekspor mobil dari Indonesia harus meningkat untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif dunia. Beberapa negara tujuan ekspor mobil dari Indonesia telah menerapkan standar konsumsi bahan bakar serta standar kualitas dan keamanan produk yang makin ketat. Untuk mengembangkan ekspor Indonesia harus memproduksi mobil global— mobil hemat energi dan ramah lingkungan , memenuhi standar kualitas, keselamatan dan keamanan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar.

Keempat, negara-negara ASEAN telah memasuki babak baru perdagangan bebas— Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Di situ pergerakan barang dan jasa maupun tenaga kerja makin bebas sehingga akan berdampak pada makin ketatnya persaingan. Hal tersebut harus disikapi dan diantisipasi bersama-sama oleh pemerintah dan pelaku usaha agar industri dalam negeri tak tergerus oleh masuknya barang-barang impor secara bebas tersebut.

“Pemerintah mengharapkan GAIKINDO bersama pemerintah merapatkan barisan memperkuat kemampuan industri dalam negeri melalui pengarusutamaan penggunaan dan pemberdayaan industri komponen dalam negeri, peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, serta melakukan kegiatan riset dan pengembangan dalam negeri,” kata Menteri.

Pemerintah berjanji menjaga iklim usaha yang kondusif dan senantiasa memberikan dukungan yang diperlukan. Ini agar para pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya dengan baik di Indonesia. (*)