JAKARTA— Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat titik cerah tren pembiayaan di Indonesia pada tahun 2023 ini. Ada dua faktor positif yang menjadi pendorong.
“Satu, daya beli dan kedua itu percaya diri atau merasa memiliki masa depan yang cerah. Sehingga mereka akan memutuskan untuk beli baik secara tunai maupun dengan kredit,” kata Pengurus dari APPI untuk PerKepatuhan, Manajemen Risiko dan Pembiayaan Syariah, Dewa Made Susila di Jakarta, Selasa 9 Mei 2023 seperti dikutip ANTARA.
Pelonggaran aturan kesehatan masyarakat untuk melakukan kegiatan luar ruangan memiliki dampak yang cukup positif untuk perekonomian Indonesia. Dengan pulihnya perekonomian masyarakat, tingkat pembelanjaan masyarakat juga ikut meningkat.
Menurut dia, perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan PDB domestik yang mencapai 5,03 persen di kuartal pertama 2023 serta tingkat inflasi menunjukkan tren menurun pada Maret 2023 sebesar 4,97 persen dari 5,51 persen,
Dengan begitu, tren pembiayaan di kuartal pertama tahun 2023 meningkat hingga 13-14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masih terdapat berbagai gejolak di industri. “Diperkirakan tumbuh mungkin di angka 13-14 persen,” kata dia.
Pada tahun 2022 yang lalu, masih terdapat tantangan bagi para pelaku industri otomotif yang menghambat proses penjualan, yakni krisis chip semikonduktor. Tak hanya Indonesia, industri global juga terdampak dengan adanya kasus tersebut. “Karena kan pada awal tahun lalu itu ada hambatan supply ya, jadi banyak yang terhambat,” kata dia.
Dengan berbagai perbaikan yang terjadi di 2023, Dewa Made Susila meyakini tren pembiayaan akan terus berangsur membaik dan melampaui tahun-tahun sebelumnya yang hanya mencapai 10-11 persen. “Untuk tahun ini, gangguan itu mulai berkurang. Sehingga, momentum positif akan terjadi dan kami yakin lebih tinggi dari tahun lalu kalau kita bicara outstanding pinjaman,” kata dia. (*)