Berita Economy & Industry

Otomotif Berkontribusi Besar Tingkatkan Keyakinan Usaha di Sektor Industri

JAKARTA— Angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 memecahkan rekor sepanjang sejarah Indonesia, yaitu 57,2. Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), angka tersebut memperoleh kontribusi besar dari industri otomotif dan juga menunjukkan bahwa sektor industri secara umum telah memasuki tahap ekspansif.

“Keyakinan para pelaku industri ini didorong adanya pemberian relaksasi pajak barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) yang telah memberikan dampak signifikan pada pemulihan sektor industri otomotif, sehingga meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri,”  kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya beberapa saat lalu, seperti dikutip KONTAN.

Dia melanjutkan, kebijakan PPnBM-DTP ini memberikan dampak positif kepada berbagai sektor. Misalnya, pertumbuhan industri alat angkutan yang pada triwulan ketiga 2021 menunjukkan angka sangat memuaskan, yaitu mencapai 27,84 persen. Pertumbuhan dua digit dicetak oleh industri alat angkut selama dua triwulan berturut-turut.

Kemudian dari segi penjualan, terdapat peningkatan hampir 50 persen dibanding tahun lalu. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) melaporkan penjualan ritel pada periode Januari-September 2021 sebesar 600.344 unit, atau naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 407.390 unit.

Kinerja ekspor kendaraan bermotor pada Januari-September 2021 juga ikut terkerek. Ekspor mobil utuh (completely-built up, CBU) naik 33 persen dari 155 ribu unit pada 2020 menjadi 207 ribu unit. Begitu juga dengan ekspor komponen yang naik 61 persen, dari 40 juta komponen di 2020 menjadi 65 juta di tahun ini. Pertumbuhan industri komponen pada Januari-September 2021 juga naik sekitar 40 persen dengan utilisasi saat ini sebesar 70 persen. “Kebijakan PPnBM-DTP juga memberikan multiplier effect yang besar. Seperti yang disampaikan Bapak Menko Perekonomian, dengan pemerintah mengalokasikan Rp3 Triliun, bisa diperoleh benefit sebesar Rp19 Triliun dari program ini,” kata  Agus.

Sebagai kontributor utama terhadap PDB industri alat angkutan, industri otomotif di dalam negeri saat ini terdiri dari 21 perusahaan industri mobil, dengan nilai investasi sebesar Rp 71,35 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun. Selain itu telah berhasil menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.

“Pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat serta rasio kepemilikan mobil yang masih cukup rendah (99 per 1000 penduduk) tentu menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar produk otomotif di ASEAN. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi pengembangan dan industrialisasi kendaraan bermotor yang hemat energi dan ramah lingkungan sesuai dengan tren global,” katanya. (*)