JAKARTA— Sejalan dengan perlambatan penjualan domestik, impor untuk mobil nasional juga turun cukup dalam hingga 37,2 persen pada empat bulan pertama 2019. Para agen pemegang merek (APM) fokus untuk memasarkan produk yang diproduksi dalam negeri.
Hampir semua merek tercatat mengurangi impor utuh mobil ke dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghindari defisit yang mulai menghantui sektor otomotif.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) misalnya, dalam banyak kesempatan menegaskan akan fokus untuk memasarkan produk yang diproduksi dalam negeri. Pada empat bulan pertama 2019 ini, impor utuh Suzuki turun 54,2 persen setara dengan 5.060 unit.
“Di dalam negeri kami fokus pada penjualan produk yang kami produksi di Cikarang dan Tambun, serta menggenjot pasar ekspor dengan melakukan perluasan negara pengiriman dan jenis produknya,” kata Donny Saputra, Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), seperti dikutip Bisnispada Rabu (22/5/2019).
Begitu juga dengan impor utuh Toyota, Mitsubishi Motors, dan Honda yang volumenya turun. Mobil yang diimpor oleh pelaku usaha dalam negeri umumnya yang belum bisa diproduksi di dalam negeri karena skala ekonomis yang belum mencukupi seperti model hibrida, kabin ganda hingga mobil jenis sebaguna (multipurpose vehicle, MPV) premium.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyebutkan, sepanjang Januari-April 2019, impor utuh kendaraan (completely built up, CBU) sebanyak 22.238 unit. Jumlah itu, turun cukup dalam jika dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang sebanyak 35.402 unit.
Dari sisi nilai, BPS mencatat nilai impor kendaraan bermotor, komponen, terbongkar sepanjang Januari-April senilai 186,8 juta dolar Amerika Serikat (AS), turun 24,42 persen dari periode yang sama 2018. Impor kendaraan bermotor, komponen, terbongkar ini menjadi salah satu sektor yang turun cukup dalam. (Foto: Kompas)