Berita GIIAS Surabaya 2015

Pasar Mobil di Jawa Timur Pesat

DSC_6692

SURABAYA— Penjualan mobil di Provinsi Jawa Timur berkembang pesat. Potensi untuk terus tumbuh pun masih terbuka lebar. Sekretaris Daerah Jawa Timur Akhmad Sukardi mengatakan itu dalam peresmian pameran mobil “GIIAS Surabaya Auto Show 2015” di Gedung Grand City, Kamis, 10 Desember 2015.

“Di Jakarta industri otomotif sering melakukan promo-promo menarik. Harusnya di Surabaya juga begitu. Pembangunan infrastruktur seperti penambahan jalan tol juga sudah mulai berlangsung di sini,” kata Akhmad Sukardi.

Sukardi meresmikan “GIIAS Surabaya Auto Show 2015” mewakili Saifullah Yusuf. Wakil Gubernur ini berhalangan hadir untuk melakukan peresmian. Sekalipun begitu, Saifullah Yusuf tetap menyusul hadir di arena pameran pada saat acara stand tour yang berlangsung setelah pembukaan.

Selain stand tour, acara peresmian kemarin juga menjadi kesempatan bagi Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk menyelenggarakan kegiatan sosial. Dalam kesempatan itu Sekretaris Umum GAIKINDO Noegardjito menyerahkan buku-buku pelajaran sekolah kepada komunitas guru Surabaya. Menurut Noegarjito, pasar mobil Jawa Timur menunjukkan grafik yang terus naik dari 2010 hingga 2015. “Untuk skala nasional pasar mobil Jawa Timur adalah yang ketiga, setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat,” kata Noegardjito.

Dalam acara peresmian tersebut, hadir pula sekitar 50 wartawan dari berbagi media massa nasional dan daerah. Dari kalangan industri hadir para wakil agen pemegang merek (APM), industri pendukung, serta pengurus GAIKINDO. Selain Noegardjito, mereka antara lain Eddy Sumedi (Sekretaris), Freddy Sutrisno (Staf Ahli), M Leman (Kompartemen Data).

Pameran di Surabaya menghadirkan 15 merek mobil yang menampilkan produk-produk barunya, baik mobil penumpang serta mobil untuk angkutan barang (niaga). Mereka antara lain Daihatsu, Datsun, Fuso, Honda, Hyundai, Isuzu, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz, Mitsubishi, Nissan, Renault, Suzuki, Tata,Toyota. Pameran juga mendapat dukungan sekitar 20 industri pendukung.