Berita Economy & Industry

Penjualan Mobil Domestik Berpotensi Turun 40 Persen, APM Merevisi Target 2020

JAKARTA— Wabah penyakit yang menjangikiti seluruh dunia berpotensi memukul bisnis otomotif dalam negeri. Para agen pemegang merek (APM) mobil mulai menekan produksi pabrikan akibat lesunya permintaan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengakui bahwa target penjualan untuk tahun 2020 yang ditetapkan awal tahun ini sebesar 1,05 juta unit tak lagi relevan. Jongkie Sugiarto (Ketua I GAIKINDO) mengatakan Senin 6 April 2020 pihaknya merevisi proyeksi volume penjualan sepanjang tahun ini sebanyak 600 ribu unit saja.

Wabah yang tak kunjung usai ini menyebabkan beberapa pabrikan mobil menghentikan sementara produksinya. Menurut GAIKINDO, ada berbagai alasan produksi dihentikan sementara mulai dari suplai bahan baku terganggu atau stok yang tersedia dirasakan sudah cukup untuk beberapa bulan k edepan. APM Wuling, Honda dan Suzuki telah mengumumkan pabriknya stop sementara akibat pageblug ini. 

Menurut Brian Gomgom (Media Relations Supervisor Wuling Motors) motivasi penghentian sementara produksi ialah mengimplementasikan anjuran pemerintah untuk mengurangi penyebaran wabah. Dengan luas lahan 60 hektare, pabrik Wuling di Bekasi (Jawa Barat) mempunyai kapasitas produksi hingga 120 ribu unit per tahun. “Kegiatan produksi pabrik di Cikarang berhenti mulai dari 6 April sampai 19 April,” katanya seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa 7 April 2020. 

Hal yang sama juga dilakukan PT Honda Prospect Motor (HPM) dengan menghentikan kegiatan produksinya mulai tanggal 13 April. Pabrik Honda di Karawang (Jawa Barat) yang berkapasitas 200 ribu unit per tahun tersebut akan berhenti beroperasi selama 14 hari. Penghentian sementara produksi menyebabkan volume produksi mobil Honda tahun ini turun. “Pada dasarnya kami harus menyesuaikan tingkat produksi kami dengan permintaan pasar,” kata Yusak Billy (Marketing Director PT HPM).

Tahun ini Honda memilih untuk fokus meningkatkan efisiensi bisnis dan produksi serta menjaga penguasaan pangsa pasar ritel minimal 14,5 persen. Jika volume pasar nasional menyusut maka otomatis penjualan Honda turut mengecil.

Sudah turun dari awal tahun

Anjloknya produksi juga akan dialami oleh Daihatsu. Amelia Tjandra (Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, ADM) mengatakan kegiatan produksi pabrikan dilakukan satu shift dengan jam kerja lebih rendah dari biasanya. Seiring dengan pemberlakuan pengurangan shift dan waktu kerja ini, Amelia memperkirakan realisasi produksi Daihatsu bisa turun hingga lebih dari 40% dibanding realisasi produksi pada kondisi normal. Adapun pada kondisi normal, Daihatsu mampu memproduksi hingga sebanyak 530 ribu unit mobil per tahun.

Sementara itu dampak wabah sudah dirasakan APM Daihatsu terhadap penjualan mobilnya. Amelia mengatakan penjualan ritel Daihatsu di bulan Maret 2020 turun hingga 20 persen

dibanding penjualan Februari tahun ini. Hal ini terjadi seiring turunnya pasar mobil secara nasional yang juga turun sekitar 20 persen pada bulan Maret di tengah mewabahnya virus korona. “Bulan April pasar mobil diperkirakan turun lebih dalam lagi,” katanya.

Sementara itu Ernando Demily (Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia) mengatakan pabrik perusahaannya tak tutup, melainkan mengurangi kegiatan produksi sehingga tak menempatkan banyak karyawan di satu tempat. “Tim yang bekerja kami bagi agar tak banyak orang dalam satu ruangan guna menerapkan social distancing,” katanya.

Jadwal dan jumlah produksi pun mengalami perubahan seiring perubahan forecast penjualan yang baru. Ernando mengakui bakal ada penurunan penjualan dan pihaknya akan merevisi target di tahun ini. “Puncaknya (turun penjualan) prediksi kami di April-Mei ini,” kata Ernando. 

Meski demikian, Isuzu melihat masih ada peluang untuk menumbuhkan segmen pasar di mobil komersial. Dengan menguatnya sektor logistik di kala pandemi ini dengan ramainya transaksi online ada kemungkinan kebutuhan kendaraan seperti truk dan pikap turut naik. (*)

Produksi Mobil Indonesia

2013: 1,20 juta unit

2014: 1,29 juta unit

2015: 1,09 juta unit

2016: 1,17 juta unit

2017: 1,22 juta unit

2018: 1,34 juta unit

2019: 1,28 juta unit

Jan-Feb 2020: 159 ribu unit.

Penjualan Mobil Indonesia

2013: 1,22 juta unit

2014: 1,20 juta unit

2015: 1,01 juta unit

2016: 1,06 juta unit

2017: 1,07 juta unit

2018: 1,15 juta unit

2019: 1,03 juta unit

Jan-Feb 2020: 216 ribu unit.

Proyeksi 2020: 600 ribu unit