Berita Economy & Industry

Penjualan Mobil di Jerman, AS, Jepang Anjlok ke Titik Terparah

BERLIN— Registrasi mobil baru di Jerman tercatat turun 40 persen pada Juni 2020. Penurunan ini merupakan dampak dari krisis pandemi virus Corona. Angka tersebut pun menjadi rekor terbesar di Eropa sejak 1989 atau 30 tahun lalu. Dikutip dari Reuters pada Jumat 3 Juli 2020, data tersebut dikutip Suratkabar Tagesspiege dari asosiasi industri Verband der Internationalen Kraftfahrzeughersteller (VDIK). 

Selain itu, surat kabar Tagesspiegel melaporkan penurunan dibuktikan jumlah mobil yang terdaftar. Menurut Asosiasi Carmakers Internasional hanya ada 220 ribu mobil baru yang terdaftar, seperti dikutip Detik.

Pandemi virus Corona yang membuat berbagai wilayah mengeluarkan kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) menyebabkan krisis yang memukul ekonomi beberapa bulan ini. Ketua Asosiasi Reinhard Zirpel mengatakan setahun penuh ini jumlah kendaraan baru yang terdaftar pada tahun 2020 diperkirakan akan turun 20 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,8 juta mobil. Terakhir kali penjualan mobil anjlok pada 1989.

Namun, permintaan mobil listrik telah meningkat 90 persen pada kuartal pertama 2020, dengan total 90 ribu mobil.

Penjualan Mobil di AS Anjlok Terparah Sejak 1929

Sebagian besar produsen mobil melaporkan penurunan penjualan lebih dari 30 persen pada kuartal kedua 2020 di Amerika Serikat (AS). Anjloknya angka penjualan menjadi yang terparah sejak Great Depression pada 1929 dan krisis kebangkrutan otomotif pada 2009.

Dikutip dari CNN Business, beberapa produsen mobil papan atas telah melaporkan penjualan kuartal kedua 2020. Penjualan otomotif memang terpukul pandemi virus corona yang mengharuskan dealer menutup toko hingga berbulan-bulan.

Selain toko yang tutup, sebagian besar tenaga kerja pun terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). General Motors (GM), produsen mobil AS terbesar, turun penjualannya 34 persen. GM mengumumkan akan memangkas 700 pekerjaan di pabrik Tennessee akhir musim panas ini karena penurunan permintaan untuk jenis mobil sport utility vehicle (SUV) yang dibangun di sana. GM memaparkan penjualan turun paling tajam pada April 2020. Namun, perusahaan itu telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan di Mei dan Juni 2020. “GM memasuki kuartal dengan inventaris yang sangat ramping dan dealer kami melakukan pekerjaan yang bagus untuk memenuhi permintaan pelanggan, terutama untuk pickup,” kata Wakil Presiden Penjualan GM Kurt McNeil, Rabu 1 Juli 2020, deperti dikutip CNN.

Sementara itu, Fiat Chrysler melaporkan penurunan pendapatan sebesar 39 persen. Menurut Fiat, penurunan disebabkan penjualan armada mobil sewaan. Pasalnya, biasanya perusahaan rental mobil menyumbang 10 persen dari total penjualan mobil di AS. Namun, kini tak ada yang mau rental mobil dan cukup memukul bisnis sewa mobil. Bahkan membuat perusahaan rental mobil Hertz mengajukan kebangkrutan. Toyota kabarnya juga melaporkan penurunan 35 persen dalam penjualan kuartal kedua di AS.

Kepala Ekonom untuk Cox Automotive Jonathan Smoke mengungkap walaupun ada tanda perbaikan penjualan pada kuartal berikutnya. Namun, tak mungkin langsung mengalami penjualan yang pesat sepanjang musim panas. Cox memperkirakan penurunan 35 persen dalam total penjualan AS untuk kuartal kedua setelah semua laporan pembuat mobil dan data masuk.

Survei Cox menunjukkan sepertiga dari mereka yang berniat membeli mobil mengatakan akan menunda pembelian, didorong oleh faktor-faktor seperti ketidakpastian umum di pasar dan berlanjutnya kekhawatiran pengangguran. “Industri ini menghadapi potensi yang kejam untuk penjualan otomotif,” kata Smoke dalam presentasi baru-baru ini.

Perusahaan riset lainnya, LMC, memproyeksikan penurunan penjualan sebesar 33 persen pada kuartal II 2020 dan penurunan 22 persen dalam satu tahun. “Masih ada banyak risiko di depan, dengan kemungkinan wabah yang berkelanjutan,” kata Jeff Schuster, Presiden Riset Kendaraan Global LMC.

Untuk mengatasi penurunan, para pembuat mobil semua telah mengambil uang tunai dari jalur kredit yang telah diatur sebelumnya untuk mendapatkan uang tunai yang mereka butuhkan. Namun langkah tersebut dinilai memberikan masalah baru. Lembaga pemeringkat kredit Moody’s menurunkan peringkat lebih dari 130 miliar dolar AS utang produsen mobil.

Moody’s memperingatkan bahwa penurunan peringkat lebih lanjut dimungkinkan karena tantangan industri tidak hanya di Amerika Serikat tetapi di seluruh dunia. “Otomotif adalah satu di antara banyak industri yang paling parah terkena virus corona dan pandemi ini menambah tantangan besar bagi pembuat mobil,” papar Moodys.

Penjualan Mobil Jepang Turun 38 Persen pada Mei 2020

Pandemi juga memaksa penjualan mobil Jepang turun signifikan sepanjang Mei 2020 di seluruh dunia. Penjualan global mobil merek Jepang turun 38 persen pada periode tersebut. Ini menambah catatan buruk mereka selama tiga bulan berturut-turut karena sebagian besar pabrik dan dealer tutup. Demikian dilansir dari Reuters, Rabu 1 Juli 2020, seperti dikutip iNews.id dan Okezone.

Hanya 1,47 juta unit mobil merek Jepang yang terjual secara global pada Mei 2020. Angka ini turun drastis dari 2,38 juta unit pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Meski turun, Toyota menjadi pabrikan mobil Jepang yang meraih penjualan tertinggi secara global di Mei 2020 dengan angka 609.460 unit. Sementara Honda dan Nissan masing-masing mencatatkan angka 327.000 unit dan 272.873 unit. 

Penurunan penjualan ini terjadi hampir di semua negara. Amerika Utara dan Eropa menjadi yang terburuk, sementara China satu-satunya negara di mana Toyota, Nissan, dan Mazda Motor Corp melaporkan penjualan yang lebih tinggi. (*)