Berita Economy & Industry

RI Berpeluang Manfaatkan IA-CEPA untuk Dorong Ekspor Mobil ke Australia

JAKARTA— Pemerintah Indonesia mendorong ekspor tekstil dan otomotif ke Australia. Upaya itu untuk memanfaatkan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia Australia (IA-CEPA). Kesepakatan itu akan menurunkan bea masuk produk Indonesia ke Australia.

“Rata-rata turun dari lima hingga nol persen. Komodita  yang bisa didorong nomor satu tekstil kedua otomotif,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Ahad 9 Februari 2020 seperti dikutip Kontan.

Permintaan otomotif dari Australia cukup besar. Misalnya permintaan mobil niaga (angkutan barang) atau mobil jenis sport utility vehicle (SUV) juga cukup tinggi. Indonesia dan Australia juga mempermudah aturan dalam rangka perdagangan mobil hybrid dan mobil listrik. Industri itu saat ini tengah dikembangkan di Indonesia dan akan produksi pada tahun 2021 mendatang. “Indonesia punya kapasitas tinggal bicara dengan produsen,” kata Airlangga.

Selain perdagangan, IA-CEPA diharapkan dapat mendorong minat investasi. Airlangga bilang, saat ini investasi Australia masih belum masuk lima besar investor yang masuk ke Indonesia dengan rata-rata investasi sebesar 400 juta juta dolar Amerika Serikat (AS) hingga 700 juta dolar AS.

Sejalan dengan Airlangga, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga optimis IA-CEPA akan menguntungkan. Meski pun dalam neraca dagang saat ini Indonesia masih mengalami defisit. “Diharapkan dengan meningkatnya akses pasar mengurangi defisit. Ada kemudahan lain terutama mengenai tarif, jadi produk kita bisa lebih kompetitif,” kata Agus.

Sebelumnya, Indonesia dan Australia telah menyelesaikan IA-CEPA pada Maret 2019 lalu. Kedua negara telah menyelesaikan proses ratifikasi. Mengingat klausul perjanjian baru akan berlaku atau entry into force setelah 60 hari negara terakhir meratifikasi, IA-CEPA akan mulai pada April mendatang. Indonesia menyelesaikan ratifikasi pada Kamis 6 Februari 2020 lalu setelah sebelumnya Australia merampungkan lebih dulu. (*)