Berita

Strategi Produsen Memikat Konsumen Beli Mobil Murah

JAKARTA— Mobil hemat energi dan harga terjangkau membutuhkan penyegaran model agar penjualan bisa kembali bergairah. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), sepanjang tahun ini pasar kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) melambat.

Pengiriman pabrikan ke dealer turun 1,75 persen menjadi 230.444 unit. Penjualan ritel turun lebih parah sebesar 7 persen menjadi 225.480 unit. Adapun kebijakan uang muka nol persen untuk kredit kendaraan bermotor diprediksi sulit mendongkrak penjualan segmen tersebut.

Penjualan KBH2 sempat meningkat pada 2017 karena menyasar layanan taksi online, sedangkan pada 2018 segmen ini sedikit melambat. Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, kehadiran insentif kemudahan uang muka (down payment) hingga  nol persen, akan memberikan dampak positif terhadap pasar segmen mobil murah. Namun, pelaksanaan uang muka nol persen tetap harus mampu meminimalkan risiko pembiayaan sehingga pasar otomotif tetap dapat tumbuh.

“Kami perkirakan stabil tahun ini. Penurunan pasar 2018 itu karena mature-nya pasar online taxi yang paling banyak didukung oleh KBH2,” katanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan OJK No 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan. Ketetapan itu mengatur kemudahan uang muka mulai dari 0 persen bagi pembelian sepeda motor hingga mobil. Namun kemudahan uang muka bukan suatu yang baru. OJK pernah mengeluarkan surat edaran yang mengatur kemudahan uang muka.

Presiden Direktur PT Toyota Astra Finance (TAF) Agus Prayitno Wirawan mengatakan,  pembiayaan otomotif TAF khususnya untuk KHB2 dan low multi purpose vehicle (LMPV) berpeluang memicu kredit macet (nonperforming financing, NPF). Dunia usaha tahun ini sedikit mengerem pertumbuhan untuk membenahi kualitas pembiayaan. “Perusahaan pembiayaan tetap akan sangat selektif guna meminimalkan risiko pembiayaan,” katanya.

Agus menjelaskan, salah satu pembiayaan yang juga ditahan ialah pembiayaan kendaraan yang dijadikan transportasi daring. Pasalnya, sejauh ini banyak debitur yang gagal membayar cicilan karena bisnis transportasi daring tak menentu. “Kami sangat selektif. Pengalaman kami, banyak yang tidak kuat karena mereka bukan driver yang mencoba menjadi driver,” katanya.

Ketua I GAIKINDO Jongkie D Sugiarto mengatakan, pasar mobil KHB2 yang diperkenalkan pada 2013 telah menjelma menjadi salah satu penyumbang volume penjualan terbesar kepada produsen otomotif. Dengan pangsa KHB2 yang telah berada pada kisaran 20 persen, penurunan penjualan masih bisa diatasi oleh para produsen.

“Pangsanya sudah pada kisaran 250 ribu unit, hanya lima produsen, saya kira mereka masih senang. Angka penjualan ini akan meningkat selaras dengan penjualan nasional yang meningkat,” katanya seperti dikutip Bisnis.

GAIKINDO mencatat, penjualan KBH2 terus mengalami peningkatan sejak pertama program tersebut dirilis 2013. Program yang mendapatkan keringanan pajak itu menjadi salah satu cara untuk memudahkan konsumen memperoleh kendaraan sekaligus meningkatkan kandungan lokal.

Kehadiran model baru seperti yang dilakukan Honda pada tahun lalu, mampu merangsang pasar dan mengangkat penjualan Brio Satya. Selain Brio, produk KBH2 besutan Daihatsu, Sigra yang mengusung konsep mobil tujuh penumpang juga meningkat penjualannya. (*)