JAKARTA— Untuk merkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Toyota Astra Financial Services menerbitkan obligasi berkelanjutan ketiga Toyota Astra Financial Services dengan tingkat bunga tetap tahap kedua 2022 senilai Rp 1,5 triliun. Informasi tersebut mereka sampaikan dalam siaran persnya di Jakarta, pekan awal Februari 2022.
Obligasi dengan peringkat AAA dari Fitch Ratings Indonesia itu telah dijamin dengan kesanggupan penuh oleh DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Indo Premier Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia selaku penjamin emisi efek. Bersama ketiga anggota bursa itu, Toyota Astra melakukan penawaran umum pada tanggal 17 – 18 Februari 2022 dengan dua pilihan seri.
Seri A senilai Rp 480,1 miliar berbunga 3,6 persen yang akan jatuh tempo pada tanggal 3 Maret 2023. Berikutnya, seri B senilai Rp 1,019 triliun berbunga 5,7 persen yang akan jatuh tempo tiga tahun sejak penerbitan. Rencananya, dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor.
Sementara itu, hingga 30 September 2021, Toyota Astra mencatatkan pinjaman kepada pihak ketiga senilai Rp 15,394 triliun dan obligasi senilai Rp 537,6 miliar. Pada sisi lain, piutang pembiayaan terbilang Rp 18,888 triliun. Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memprediksi pasar otomotif pada tahun 2022 mencapai 900 ribu unit, dengan mempertimbangkan beberapa variabel. Itu antara lain pertumbuhan perekonomian nasional.
Kukuh Kumara (Sekretaris Umum GAIKINDO) pernah mengatakan pihaknya menargetkan penjualan 900 ribu unit pada 2022 dengan berbagai asumsi. “Namun kami harapkan penjualan bisa di atas 1 juta sebagai momentum untuk bergerak lebih cepat,” kata Kukuh.
Pasar otomotif Indonesia pertama kali mencapai satu juta unit pada 2012. Volume satu juta unit ini terus bertahan hingga 2019. Namun, volume pasar turun drastis menjadi sekitar 500 ribu unit pada 2020 akibat pandemi wabah virus Covid-19. Dan per November tahun 2021 industri otomotif nasional mulai pulih seperti sebelum pandemi Covid-19. Ini tampak dari penjualan mobil nasional yang mencapai 790.524 unit per November, lebih tinggi dari target GAIKINDO yang 750 ribu unit sepanjang tahun 2021.
Data GAIKINDO juga menyebutkan, volume produksi industri otomotif Indonesia di Januari-November tahun 2021 naik 61,4 persen menjadi 1.003.570 unit dibandingkan periode sama tahun lalu. Pasar domestik juga tumbuh sebesar 66,5 persen menjadi 790.524 unit. Kenaikan produksi dan penjualan ini terjadi, setelah pemerintah merilis kebijakan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah (DTP) per Maret 2021.
Sementara pasar ekspor mobil utuh (completely-built up, CBU) juga tumbuh 29,5 persen menjadi 267.224 unit, dan pasar impor CBU 45.917 unit. Di pasar domestik, segmen mobil serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) mendominasi dengan pangsa pasar 51 persen dan memiliki volume penjualan 443.921 unit. Disusul segmen mobil murah ramah lingkungan (low cost green car, LCGC) dengan kontribusi 20 persen (133.258 unnt). Kemudian segmen pikap (126.612 unit), segmen truk (64.422 unit), segmen double cabin (12.411 unit), segmen sedan (5.187 unit), segmen 4×4 (3.535 unit), dan segmen bus (1.178 unit). (Sumber: NERACA)