Berita Economy & Industry

Vietnam Perketat Laju Ekspor Mobil Indonesia, GAIKINDO Cari Alternatif

 JAKARTA— Vietnam terus menyiapkan berbagai kebijakan untuk membatasi ekspor kendaraan bermotor secara utuh (completely built up, CBU) dari berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Berdasarkan spekulasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), langkah strategis yang akan diterapkan Vietnam akan mengganggu lanju ekspor industri mobil dari indoensia. 

Oleh sebab itu, baik pemerintah, produsen terkait, dan asosiasi harus segera merumuskan solusi. Menurut Ketua I GAIKINDO Jongkie D Sugiharto, salah satunya adalah mencari negara tujuan ekspor lain. Sebagai informasi, Vietnam adalah salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia setelah Filipina. 

“Pemerintah Vietnam memang membuat beberapa peraturan yang mempersulit masuknya mobil CBU. Kita harus bersama prinsipal mencari negara-negara tujuan ekspor lain supaya performa ekspor Indonesia dapat terus meningkat,” katanya seperi dikutip Kompas.com, di Jakarta, Ahad 20 Oktober 2019. 

Mencari negara tujuan ekspor lain sepertinya memang bisa membuka kesempatan lain untuk Indonesia saat ini, mengingat produk buatan anak bangsa sudah memiliki daya saing tinggi. Namun, upaya ini tak semudah membalikan telapak tangan. 

Data Kementerian Perdagangan mencatat, hingga kini produk otomotif Indonesia telah dikirim ke 80 negara di mancanegara, mulai dari Asia, Afrika, Timur Tengah, hingga Amerika Latin. “Valuasi terbesar memang masih dari ASEAN. Tapi melihat trennya sekarang, Timur Tengah mulai naik, lalu Cile, dan rencananya Australia juga bakal jadi target ekspor,” kata Tenaga Ahli Bidang Perjanjian Internasional Kementerian Perdagangan Rico Nugrahatama beberapa waktu lalu. 

“Ke depannya juga telah ada 11 perjanjian perdagangan yang berpeluang besar disetujui, dan 13 perjanjian dengan negara-negara di dunia yang masih dalam negosiasi,” katanya. 

Di samping itu, GAIKINDO juga bertekad untuk meningkatkan ekspor mobil utuh CBU hingga 25 persen (300 ribu unit) pada akhir 2019. Optimisme ini pun disambut baik oleh pemerintah lewat rencana pelonggaran izin ekspor untuk menjaga stabilitas neraca perdagangan. 

Kementerian Perdagangan juga dikabarkan bakal menyederhanakan izin ekspor melalui pengurangan laporan surveyor. Pada akhirnya, semua kebijakan tersebut bertuju untuk mengakselerasi prosedur transaksi barang ke luar negeri. 

” Ekspor mobil kita terus tumbuh. Selama 2018, sudah naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai pada semester pertama 2019, tumbuh hampir 20 persen. Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar 300 ribu unit,” kata Jongkie. (*)